BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif

Mulai dari Batik Betawi hingga Boneka Ondel-ondel, Andalan Produk Ekraf Khas Betawi

Kompas.com - 28/07/2021, 14:20 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebagai Ibu Kota Indonesia, Jakarta tak hanya terkenal dengan gedung pencakar langit dan predikat sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di dunia. Masih banyak keunikan lain yang dihadirkan Jakarta, salah satunya produk ekonomi kreatif khas Betawi—masyarakat asli Jakarta.

Seperti diketahui, suku Betawi yang mendiami Jakarta serta sebagian Jawa Barat dan Banten memiliki hasil budaya khas. Contohnya saja lenong.

Namun, seiring waktu berjalan, keberadaan lenong semakin tergeser dan sulit “hidup” di rumah sendiri. Dahulu, kesenian lenong berjaya dan tampil di hampir setiap acara hajatan warga. Kini, jangankan pentasnya, kata lenong pun mulai jarang terdengar.

Baca juga: Yuk, Jalan-jalan Virtual ke 4 Destinasi Keren di Indonesia

Meski demikian, tidak semua budaya asli Betawi pudar dan menghilang. Masih banyak orang peduli dan melestarikan kebudayaan Betawi. Salah satunya, dengan membuat dan menghasilkan produk ekonomi kreatif (ekraf).

Saat ini, beberapa produk ekraf tersebut pun mudah ditemukan dan bisa dibeli secara online #DiRumahAja. Untuk mengenal beberapa produk ekraf khas Betawi, simak pembahasan berikut.

Ilustrasi batik Betawi.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi batik Betawi.

1. Batik Betawi

Batik Betawi punya keistimewaan tersendiri yang tak dimiliki batik dari daerah lain, baik dari segi warna, corak, maupun motif.

Untuk urusan warna, batik Betawi biasa menggunakan warna cerah, seperti hijau, merah, dan biru. Kemudian, corak batik Betawi kebanyakan terinspirasi dari nilai-nilai budaya yang terdapat di masyarakat sekitar.

Motif batik Betawi terbagi atas dua jenis, yakni motif kuno dan modern. Untuk motif kuno, terdapat motif nusa kelapa, ciliwung, rasamala, salakanegara, pucuk rebung, dan ondel-ondel. Sayangnya, motif-motif tersebut sulit ditemui pada masa kini.

Baca juga: 4 Kerajinan Khas Joglosemar Ini Bisa Dijadikan Suvenir untuk Kerabat

Kemudian, untuk motif modern, batik Betawi menghadirkan motif monas, kembang kelapa, dan TransJakarta.

Jika kamu tertarik memiliki batik Betawi, kamu bisa membelinya di beberapa kampung batik yang tersebar di Jakarta, seperti Kampung Batik Betawi Terogong dan Kampung Batik Palbatu. Selain itu, sejumlah pengrajin juga menjual batik Betawi di marketplace secara online.

Ilustrasi bir pletok.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi bir pletok.

2. Bir pletok

Meskipun bernama bir, minuman asal Betawi ini tak memiliki kandungan alkohol. Oleh karena itu, sejumlah orang menyebutnya sebagai “bir halal”. Konon, bir pletok tercipta dari pengaruh budaya minum alkohol dan wine orang Belanda pada masa kolonial.

Karena sebagian besar masyarakat Betawi beragama Islam, mereka pun menciptakan minuman khas serupa tanpa campuran alkohol. Adapun manfaat minuman tersebut adalah untuk menghangatkan badan.

Efek hangat tersebut berasal dari rempah-rempah yang terkandung dalam bir pletok. Bahan rempah pembuatan bir pletok terdiri dari jahe, serai, kayu manis, dan kayu secang. Rempah tersebut kemudian direbus dengan gula merah.

Ilustrasi dodol betawi.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi dodol betawi.

3. Dodol Betawi

Bila mendengar kata dodol, sebagian orang mungkin akan langsung teringat Garut. Namun, tak hanya Garut yang terkenal akan produksi dodolnya. Betawi juga memiliki dodol khas yang memiliki cita rasa tersendiri.

Dodol Betawi memiliki tekstur lebih kenyal dibandingkan dodol Garut. Rupanya, rahasia kekenyalan dodol Betawi terletak pada proses akhir pembuatannya yang tidak menggunakan celupan gula cair.

Baca juga: Yuk, Bikin Kuliner Khas Bandung Berikut di Rumah

Hingga kini, masyarakat Betawi masih melestarikan produksi dodol, terutama saat perayaan rantangan. Rantangan sendiri merupakan tradisi Betawi yang biasa dilakukan menjelang hari Lebaran.

Pada tradisi itu, masyarakat Betawi membuat ragam makanan untuk diantarkan kepada keluarga, kerabat, dan tetangga sekitar.

Ilustrasi boneka ondel-ondel.DOK. SHUTTERSTOCK Ilustrasi boneka ondel-ondel.

4. Ondel-Ondel

Sebagian besar warga Jakarta bisa dibilang sudah mengenal ondel-ondel. Ondel-ondel merupakan sebuah boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu dan dihiasi pakaian serta aksesori khas Betawi.

Menurut budayawan Betawi, Ridwan Saidi, ondel-ondel pertama kali dibuat oleh para petani yang mendiami wilayah pinggiran Kota Jakarta. Biasanya, petani membuat ondel-ondel ketika musim panen tiba. Seiring waktu berjalan, ondel-ondel dimanfaatkan sebagai sarana hiburan dan pengiring acara-acara besar.

Kini, ondel-ondel tak hanya berukuran tinggi besar. Beberapa pengrajin bahkan membuat ondel-ondel untuk suvenir dan hadiah dalam bentuk boneka, topeng, miniatur, hingga gantungan kunci.

Baca juga: Rayakan Hari Menanam Pohon Nasional, Yuk Berkunjung ke Destinasi Kebun Raya

Itulah beberapa produk ekraf asal Betawi yang bisa kamu beli dan koleksi. Dengan membeli produk ekraf, kamu turut membantu melestarikan budaya Betawi dan menyejahterakan pengrajin serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Hal itu pula yang menjadi perhatian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Untuk mendukung para pengrajin dan pelaku UMKM daerah, Kemenparekraf menghadirkan platform #BeliKreatifLokal.

Adapun beberapa pelaku UMKM yang menjual produk asal Betawi dan terdaftar di platform tersebut adalah Bir Pletok Bang Amir, Dodol Beko, dan Batik Harni.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno pun menyerukan untuk mendukung pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekraf di masa pandemi.

Baca juga: Biar Aktivitas Traveling Enggak Monoton, Coba 4 Kegiatan Sport Ini

“Jangan sampai sentra pariwisata dan ekraf mengibarkan ‘bendera putih’. Terdapat 34 juta pelaku usaha pariwisata dan ekraf yang perlu diselamatkan agar mampu bertahan pada masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),” kata Sandiaga seperti dilansir dari laman resmi Kemenparekraf.

Selain itu, Sandiaga juga mengimbau pelaku usaha pariwisata dan ekraf memperkuat diri dengan melakukan vaksinasi.

“Kita perlu kekuatan, salah satunya melalui vaksinasi,” ujar Menparekraf.

Untuk diketahui, vaksinasi merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka penyebaran Covid-19 di Tanah Air.

Selain vaksinasi, masyarakat juga wajib menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat, seperti selalu menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan air dan sabun mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, menghindari makan bersama serta mengurangi mobilitas.

Baca juga: Dari Glamping sampai Bermain di Theme Park, Ini 5 Destinasi Wisata Keluarga Terbaik di Indonesia

Untuk mendukung pariwisata #DiIndonesiaAja di tengah pandemi, Kemenparekraf juga mengadakan aktivitas TikTok Hashtag Challenge #DiIndonesiaAja yang berlangsung pada 27 Juni-27 Agustus 2021.

Kemenparekraf menyediakan total hadiah jutaan rupiah dan merchandise menarik untuk video kreatif yang telah dibuat. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi akun Instagram @pesonaid_travel.


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com