Ia menjelaskan bahwa pertunjukan tari hegong biasanya terdiri dari empat babak.
Di babak pertama, para penari perempuan memasuki arena diiringi musik gong waning, kemudian diikuti oleh penari pria sambil memegang parang.
Dalam babak tersebut, para penari menari dengan irama cepat dengan gerakan pledong wa’in atau sentakan kaki.
Di babak kedua, penari pria dan perempuan membentuk lingkaran, sehingga penari pria akan mengelilingi penari perempuan.
Lalu di babak ketiga, para penari melakukan gerakan bebas. Biasanya dalam babak ketiga ini merupakan gerakan kreasi yang dipadukan dengan irama musik gong waning.
Kemudian dalam babak terakhir, para penari kembali membentuk lingkaran dan sebagai penutup. Salah satu penari diangkat ke atas dengan menggunakan sebatang bambu.
Baca juga:
Germanus menerangkan bahwa setiap gerakan dan babak yang ditampilkan memiliki makna tersendiri.
"Babak pertama dibuka dengan gerakan berirama cepat dan sentakan kaki, menggambarkan semangat para penari," ujarnya.
Sementara, menurutnya, gerakan di babak kedua menggambarkan jiwa kaum lelaki dalam mempertahankan dan melindungi kaum perempuan. Lalu, gerakan kreasi di babak ketiga melambangkan kerja sama antara pria dan perempuan.
"Pada babak akhir, salah seorang penari pria diangkat ke atas menggambarkan bahwa dia sedang memantau musuh atau lawan dan penari yang di bawah menggambarkan kesiagaan mereka dalam menghadapi serangan," jelasnya.
Germanus dan warga Maumere yang menetap di Labuan Bajo mengaku bangga karena IKM Labuan Bajo telah diberi kesempatan untuk memperkenalkan tarian hegong, serta disaksikan para polwan dari berbagai negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.