BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif

Masyarakat Desa di Bali Ini Punya Tradisi Rutin Mengenang Jasa Pahlawan

Kompas.com - 10/11/2021, 14:35 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.comKemerdekaan Indonesia tidak terjadi begitu saja. Ada harga mahal yang harus ditebus agar kemerdekaan bisa diproklamasikan pada Agustus 1945.

Bahkan, sekalipun Soekarno dan Mohammad Hatta berhasil mendeklarasikan kemerdekaan, perjuangan para pahlawan masih berlanjut. Sebab, saat itu Belanda kembali dan ingin menguasai Indonesia setelah kekalahan Jepang.

Karena itu, penghormatan setinggi-tingginya harus diberikan kepada mereka. Lagi pula, Soekarno pernah berkata bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.

Ada beragam cara untuk menghormati para pahlawan. Salah satunya, seperti yang dilakukan masyarakat Desa Kelaci, Tabanan, Bali.

Baca juga: Akhir Tahun, Waktu yang Tepat Berkunjung ke Taman Nasional dan Kebun Raya di Bali

Warga Desa Adat Kelaci melakukan persembahyangan sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang gugur dalam Puputan Margana. ANTARA FOTO/NYOMAN HENDRA WIBOWO Warga Desa Adat Kelaci melakukan persembahyangan sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang gugur dalam Puputan Margana.

Setiap November, masyarakat di sana mendatangi Taman Pujaan Bangsa Margarana untuk melakukan serangkaian upacara sebagai penghormatan kepada 1.372 pejuang yang gugur dalam Puputan Margarana.

Puputan Margarana sendiri merupakan perang antara masyarakat Bali, khususnya Tabanan, dan Belanda yang bersikeras menduduki kembali wilayah tersebut. Pertempuran yang dipimpin I Gede Gusti Ngurah Rai ini terjadi pada 20 November 1946.

Dalam bahasa Bali, puputan memiliki arti pertempuran yang dilakukan sampai titik darah penghabisan. Sementara, margarana merujuk pada lokasi pertempuran, yakni Desa Marga.

Upacara peringatan Hari Puputan Margarana terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi dengan upacara bendera dan tabur bunga yang diikuti seluruh elemen masyarakat, termasuk veteran dan pejabat.

Baca juga: Dear Pemuda, Berani Coba 7 Aktivitas Ekstrem di Bali Berikut?

 

Selepas upacara nasional, warga Desa Adat Kelaci melanjutkan sesi peringatan Hari Puputan Margarana dengan serangkaian ritual adat.ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo Selepas upacara nasional, warga Desa Adat Kelaci melanjutkan sesi peringatan Hari Puputan Margarana dengan serangkaian ritual adat.

Begitu sesi tersebut selesai, barulah warga Desa Adat Kelaci menggelar upacara adat. Sekretaris Desa Adat Kelaci Wayan Junaedy dalam pemberitaan Kontan, Senin (10/2/2020), mengatakan bahwa sesi ini dilakukan dengan “ngayah” atau bergotong-royong secara sukarela.

Adapun upacara adat dalam peringatan tersebut terdiri dari mamunjung, yakni ritual persembahyangan bagi leluhur yang sudah meninggal di setra atau kuburan.

Kemudian, mapeed yang merupakan ritual memberikan sesajen. Persembahan yang diberikan bisa dalam bentuk makanan, minuman, rokok, hewan, atau dupa. Uniknya, ritual ini hanya boleh dilakukan oleh wanita.

Dalam peringatan Hari Puputan Margarana, pembawa persembahan merupakan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) setempat. Dengan pakaian seragam, mereka berjalan berbaris membawa sesajen di atas kepala.

Baca juga: Mengintip Pesona Desa Penglipuran di Bali, Desa Terbersih Ketiga di Dunia

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, peringatan tersebut kerap diikuti masyarakat luas, termasuk wisatawan yang tengah berlibur di Tabanan.

Berbicara liburan, gerbang pariwisata Pulau Dewata telah dibuka kembali. Berdasarkan data laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Selasa (9/11/2021), capaian vaksinasi Covid-19 di Bali telah menyentuh angka 100 persen untuk dosis pertama dan 87,3 persen untuk dosis kedua.

Selain itu, ribuan spot wisata di Bali, termasuk di Tabanan, sudah tersertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Karenanya, momen ini bisa jadi #ItstimeforBali.

Sebagai informasi, CHSE diberikan kepada pelaku industri pariwisata, seperti hotel, tempat kuliner, dan wahana rekreasi yang mampu memberikan jaminan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan kepada wisatawan.

Baca juga: Berandai-andai, seperti Apa Gaya Traveling Pascapandemi?

Pemandangan Pura Tanah Lot saat matahari terbenam.Indonesia Travel Pemandangan Pura Tanah Lot saat matahari terbenam.

Spot wisata menarik di Tabanan

Tabanan merupakan kabupaten yang berjarak sekitar 35 kilometer (km) dari Denpasar. Secara topografi, wilayah ini terdiri dari pegunungan dan pantai.

Karena itu, Tabanan punya banyak spot wisata alam menarik. Salah satunya, Pura Tanah Lot yang berjarak sekitar 29 km dari pusat Tabanan atau sekitar 23 km dari Desa Adat Kelaci.

Pura Tanah Lot merupakan salah satu pura yang disucikan oleh masyarakat Hindu di Bali. Tempat peribadatan ini berada di atas karang besar yang menjorok ke laut. Karena itu, pura ini terlihat seperti mengambang saat air laut sedang pasang.

Ketika air surut, di sekitar pura akan tampak gua-gua yang menjadi habitat ular laut. Konon, hewan ini merupakan penjaga kawasan suci Pura Tanah Lot. Bagi pemburu sunset, Pura Tanah Lot menjadi lokasi terbaik untuk aktivitas tersebut.

Baca juga: Jadi Salah Satu Surga Destinasi #DiIndonesiaAja, Berikut 5 Hal yang Dirindukan Wisatawan Saat Traveling ke Bali

Pemandangan subak di Desa Jatiluwih.Shutterstock/Edmund Lowe Photography Pemandangan subak di Desa Jatiluwih.

Obyek wisata selanjutnya adalah Desa Jatiluwih. Desa yang berjarak sekitar 28 km dari Tabanan ini terkenal dengan panorama persawahan terasering atau subak.

Perlu diketahui, subak di desa tersebut ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2012.

Udara di Desa Jatiluwih pun terbilang sejuk karena posisinya berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Keindahan dan kesejukan yang ditawarkan desa ini berhasil menarik perhatian mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama untuk berkunjung pada 2017 lalu.

Baca juga: 5 Produk Ekraf Indonesia yang Berhasil Go International, Kamu Sudah Punya?

Air Terjun Leke-leke. Indonesia Travel Air Terjun Leke-leke.

Ingin spot wisata yang menenangkan? Berkunjunglah ke Air Terjun Leke-leke yang ada di Desa Antapan. Pasalnya, posisi obyek wisata ini tersembunyi di tengah hutan sehingga wisatawan harus menempuh pendakian singkat.

Itulah tiga rekomendasi destinasi wisata yang bisa dikunjungi di Tabanan. Jadi, persiapkan liburanmu dari sekarang karena #ItsTimeforBali, mulai dari penginapan hingga tiket pesawat.

Namun, sebelum berlibur, pastikan kamu sudah divaksin. Sebab, selain melindungi diri dan orang terdekat dari Covid-19, vaksinasi juga menjadi syarat utama untuk bepergian di #DiIndonesiaAja.

Tak hanya itu, kamu juga wajib mematuhi protokol kesehatan (prokes) 6M yang berlaku selama bepergian. Protokol ini terdiri dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

Baca juga: Sebelum Dibuka, Cari Tahu Ragam Aktivitas Menarik yang Bisa Dilakukan Saat Berkunjung ke 10 Destinasi Ini

Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengimbau masyarakat agar tidak lengah, tetap patuh, dan disiplin dalam menerapkan prokes. Pasalnya, kedisiplinan jadi salah satu penentu kesuksesan program reaktivasi pariwisata di Bali. Jika sektor ini bangkit, ekonomi kreatif (ekraf) pun akan pulih kembali.

Terkait ekraf, Kemenparekraf telah menghadirkan platform belanja daring #BeliKreatifLokal. Beragam kerajinan tangan lokal, termasuk dari Bali, bisa ditemukan di platform tersebut.

Sejak dijalankan pada April 2020, #BeliKreatifLokal berhasil menyerap 6.738 tenaga kerja, serta berkolaborasi dengan 6 e-commerce dan 2 jasa transportasi daring. Ini berarti, akan ada banyak pihak yang terbantu dengan belanja di #BeliKreatifLokal.

Selain itu, Kemenparekraf juga tengah menggelar program berhadiah Pesona Punya Kuis (PUKIS) dengan total hadiah senilai jutaan rupiah untuk 20 orang pemenang.

Adapun peserta yang ingin mengikuti kuis tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu mengikuti akun Instagram @pesonaid_travel, menjawab satu pertanyaan yang diberikan melalui akun Instagram tersebut, dan tag tiga orang teman.


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com