Saat pemerintahan Catherine the Great, yang memperoleh karya seni pertama, koleksi Hermitage lahir. Pada saat yang sama, legenda kucing museum mulai berkembang dan Catherine kabarnya menjuluki mereka sebagai “penjaga galeri."
Direktur Museum State Hermitage, Mikhail Piotrovsky, mengatakan bahwa museum ini adalah ensiklopedi seni dan budaya dunia, serta sejarah Rusia.
Baca juga: Pantai Unik di Rusia, Punya Pasir Kaca
"Tidak ada museum lain yang memiliki kombinasi pemandangan indah dan tempat-tempat indah seperti ini,” ujarnya.
Ketika Piotrovsky memimpin di museum pada awal 1990-an, negara itu disebut tengah mengalami perubahan. Setelah Uni Soviet bubar pada tahun 1991, krisis ekonomi parah melanda negara tersebut dan memaksa warga membuang hewan peliharaan mereka ke jalanan.
Melihat peristiwa itu, pihak museum memutuskan untuk mengambil beberapa kucing liar, sekaligus menambah kucing yang sebelumnya sudah ada di ruang bawah tanah.
Piotrovsky mengatakan, pemikirannya pada saat itu adalah "memberi (manusia) simbol kemanusiaan, simbol cinta manusia kepada hewan."
Kendati demikian, ia tahu bahwa tidak semua orang menyukainya dan tidak semua orang menyukai bau kucing.
Selama bertahun-tahun, staf museum memanfaatkan waktu luang mereka untuk memberi makan dan merawat kucing-kucing yang ada.
Kucing yang dipelihara juga bergantung pada sumbangan dari masyarakat. Setiap tahunnya museum menyelenggarakan "hari kucing" dan Anak-anak akan datang untuk belajar serta melukis kucing.
Baca juga: Di Tengah Pandemi Corona, Ini Kondisi Kafe Kucing di Jakarta dan Malang
Sampai hari ini, kucing-kucing tersebut dengan setia menjalankan tugas menangkap tikus. Bahkan ada kucing yang sudah berusia 22 tahun dan menjadi yang paling tua di istana itu.
Adanya kucing di ruang bawah tanah cukup menarik minat pengunjung. Pada saat awal pandemi, koleksi museum bisa dilihat secara daring.
Tapi, menurut Piotrovsky, sangat penting bagi pengunjung untuk bisa melihatnya secara langsung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.