Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Kampung Batik Giriloyo Yogyakarta di Tengah Masalah Regenerasi

Kompas.com - 06/01/2022, 21:35 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

Terdampak pandemi Covid-19 

Pandemi Covid-19 menyebabkan Kampung Batik Giriloyo melakukan penyesuaian.

Pada Maret 2020, tempat ini ditutup, lalu dibuka kembali pada September hingga akhir tahun 2020. Namun, tempat ini terpaksa tutup lagi pada awal tahun 2021 hingga September 2021. 

"September sampai sekarang mulai ada transaksi, walaupun belum seperti sebelum pandemi. Kalau penurunan dilihat dari tahun 2020 untuk penjualannya sekitar 90 persen penurunannya. Jauh sekali karena kan tutup," kata Diah.

Sementara itu, menurut Wasihatun, omzet tertinggi mereka terjadi sebelum pandemi melanda. 

"Di tahun 2019 omzet di galeri ini dari batiknya, bukan dari belajar paketan batik, hampir setengah miliar lebih. Satu tahun. Itu bahkan hampir mencapai satu miliar kurang sedikit," kata Wasihatun. 

Baca juga: Berkat Batik, Desa Giriloyo Yogya Bangkit Pasca-gempa

Kampung Batik Giriloyo juga berdaptasi dengan situasi yang ada, mulai dari menerapkan protokol kesehatan di tempat wisata hingga vaksinasi untuk seluruh perajin.

Kendati demikian, Diah mengungkapkan bahwa pemasaran masih menjadi kendala yang mereka hadapi.

"Kalau produk kita satu bulan misalnya bisa mengumpulkan 600, yang terjual belum tentu bisa sebanyak itu. Kemudian penghasilannya juga kecil sebagai perajin batik," ujar Diah.  

Ilustrasi kegiatan membatik yang ada di Kampung Batik Giriloyo, Yogyakarta, pada Jumat (17/12/2021).KOMPAS.com/Ni Nyoman Wira Ilustrasi kegiatan membatik yang ada di Kampung Batik Giriloyo, Yogyakarta, pada Jumat (17/12/2021).

Sebagai informasi, sehelai kain batik bisa dijual mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 3 jutaan. Ada juga syal batik dengan harga mulai dari Rp 250.000.

Masalah pemasaran tersebut juga ditambah dengan adanya masalah regenerasi. 

"Kalau dulu awalnya sampai 1.000 orang dari tahun ke tahun ternyata semakin ke sini semakin berkurang perajinnya. Untuk survei terakhir tahun 2019, jumlahnya sekitar 600 (orang) yang masih aktif," katanya.

Saat ini, perajin batik di Kampung Batik Giriloyo seluruhnya perempuan dengan rata-rata usia 30 tahun ke atas. 

Baca juga: Desa Giriloyo, Setia Melestarikan Batik Tulis

Ia melanjutkan, ketika kondisi ekonomi membaik, sehingga beberapa warga bisa meraih pendidikan yang lebih tinggi, terjadi pergeseran profesi ketika mereka lulus. 

"Mungkin ada suatu pergeseran yang dulu orang tuanya sebagai pembatik mungkin anak perempuannya bergeser (profesi). Jadi berkurang, berkurang, seperti itu," tuturnya. 

Meski demikian, berdasarkan apa yang ia lihat selama ini, warga setempat yang sudah berkeluarga dan tidak bekerja di kantor atau di pabrik lagi, akan kembali menjadi perajin batik sambil menjaga anak-anaknya di rumah. 

Dengan menjadi perajin batik, mereka mendapat tambahan penghasilan untuk keluarga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com