KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa makanan yang disajikan di dalam pesawat terasa kurang enak. Bahkan, bagi beberapa penumpang makanan yang mereka konsumsi di pesawat terasa hambar.
Ternyata, kenapa makanan di pesawat tidak enak bukanlah salah koki yang memasak, melainkan akibat penumpang sendiri. Mengapa demikian?
Hal ini disebabkan ketajaman indra perasa dan penciuman penumpang berkurang saat berada di dalam pesawat, sehingga menyebabkan rasa makanan yang dikonsumsi terasa kurang lezat di lidah.
Mengutip The Sun, Senin (17/01/2022), udara di dalam pesawat sangat kering. Kondisi ini menyebabkan saluran hidung menjadi kering sehingga indra penciuman dan perasa menjadi kurang peka.
Baca juga: Mengapa Anthony Bourdain dan Gordon Ramsay Pilih Tak Makan di Pesawat?
Ini mirip dengan ketika kita sakit flu, di mana indra penciuman menjadi melemah. Begitu pula keadaan indra penciuman dan perasa ketika berada di dalam pesawat.
Selain itu, tekanan kabin yang rendah menurunkan kadar oksigen dalam darah. Hal ini memicu sistem saraf yang merespons bau menjadi kurang sensitif, sehingga membuat indra penciuman semakin buruk.
Jadi, kombinasi faktor tekanan kabin rendah, udara kabin kering, dan suara bising mesin berkontribusi pada ketidakmampuan indra perasa dan penciuman bekerja dengan maksimal. Alhasil, jangan heran jika makanan di pesawat menjadi hambar.
Baca juga: Hindari Bawa 5 Jenis Makanan Ini ke Dalam Pesawat, Ada Aturan Khusus
Selain faktor penurunan kemampuan indra perasa dan penciuman, faktor penyimpanan makanan oleh maskapai juga menjawab kenapa makanan di pesawat tidak enak.
Koki kelas dunia sekaligus pengusaha restoran terkemuka, Gordon J. Ramsay pun mengaku tidak menyukai makanan di pesawat terbang. Bahkan, Juri Hell’s Kitchen ini menyatakan tidak akan mengonsumsi makanan yang disajikan maskapai.
“Tidak mungkin saya makan di pesawat. Saya bekerja untuk maskapai penerbangan selama 10 tahun. Jadi, saya tahu di mana makanan ini telah berada, ke mana perginya, serta berapa lama waktu yang dibutuhkan sebelum masuk ke pesawat,” ujarnya dikutip Time.
Sementara koki ternama asal Prancis, Daniel Boulud juga mengaku tidak akan menyantap makanan di pesawat, kecuali ia duduk di penerbangan kelas bisnis.
“Pada penerbangan Amerika, jika itu penerbangan lokal, maka saya mencoba menghindari makanan apa pun,” ujar Boulud.
Pernyataan Ramsay dan Boulud itu seolah mewakili perasaan para penumpang pesawat, khususnya kelas ekonomi pada penerbangan internasional atau jarak jauh. Menurut Time, makanan di pesawat memiliki reputasi buruk karena sejumlah alasan.
Pertama, cara mempersiapkan makanan. Seperti diketahui, makanan dan minuman di dalam pesawat telah dipersiapkan terlebih dulu sebelum pesawat lepas landas.
Makanan dan minuman tersebut selanjutnya disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama di dalam pesawat, sebelum akhirnya disajikan kepada penumpang. Meskipun tidak sampai busuk, lama penyimpanan tersebut jelas memengaruhi rasa makanan.
Kedua, tekanan kabin pesawat.
Profesor Charles Spence dari Oxford menjelaskan maskapai membekukan makanan sebelum lepas landas. Selanjutnya, makanan tersebut dihangatkan saat pesawat terbang di ketinggian.
Baca juga: Hindari Pesan Pasta Saat Naik Pesawat, Ini 2 Alasannya
Sayangnya, tekanan udara di kabin saat pesawat berada di ketinggian sekitar 40.000 kaki, tidak mendukung proses menghangatkan makanan tersebut secara sempurna.
“Makanan disiapkan terlebih dahulu, tertata di dalam rak selama beberapa jam. Kemudian, dipanaskan kembali dalam kondisi yang kurang ideal, yang menyebabkan rasanya tidak enak,” jelasnya.
Menyadari keluhan penumpang tersebut, sejumlah maskapai penerbangan membuat inovasi hidangan di dalam kabin. Sebut saja, Lufthansa dan Delta Airlines.
Kedua maskapai tersebut menyajikan makanan yang memiliki cita rasa umami atau rasa gurih yang nikmat.
Lufthansa dan Delta Airlines menggabungkan variasi minyak, rempah-rempah, dan bumbu untuk meningkatkan aroma makanannya.
Sementara itu, British Airways telah memperkenalkan lebih banyak item kaya umami ke menunya pada 2013. Maskapai penerbangan Inggris itu mengganti item menu keju hambar dengan makanan yang memiliki rasa lebih kuat seperti keju kambing dan tomat kering.
Serupa, Hong Kong Cathay Pacific mengumumkan variasi bir baru yang diseduh dengan madu dan buah lengkeng. Perpaduan itu dibuat khusus agar terasa enak saat dalam penerbangan
Baca juga: Waktu Makan dan Jenis Makanan yang Tepat Saat Perjalanan Naik Pesawat
Ada salah satu tips yang bisa dilakukan agar penumpang dapat menikmati rasa makanan saat berada di ketinggian. Tips ini dapat dipraktikkan oleh semua penumpang pesawat.
Mengutip The Sun, Profesor Charles Spence dari Oxford mengungkapkan bahwa mengenakan headphone peredam bising saat makan dapat membuat makanan terasa lebih enak. Spence menjelaskan suara bising mesin pesawat bisa membuat makanan terasa lebih pahit hingga 10 persen.
“Mengenakan sepasang headphone peredam bising bisa menjadi salah satu cara paling sederhana untuk membuat makanan dan minuman terasa lebih enak di ketinggian,” jelasnya.
Baca juga: 5 Makanan buat Kurangi Jet Lag, Traveler Wajib Tahu
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.