Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Menu Bubur Ayam Hotel Indonesia Kempinski Jakarta

Kompas.com - 27/01/2022, 18:06 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hotel yang dibangun sebagai penginapan delegasi ajang Asian Games ke-4 pada tahun 1962 di Jakarta adalah Hotel Indonesia. Saat itu, hotel tersebut menjadi salah satu hotel kebanggaan masyarakat Indonesia.

Tak hanya megah, hotel bintang lima ini memiliki banyak kisah dan sejarah yang menarik.

Hotel Indonesia yang kini dikelola oleh Kempinski berada di pusat Kota Jakarta, tepatnya di samping Tugu Selamat Datang. Sejak 1993, Hotel Indonesia ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta.

Saat Kompas.com mengikuti Jakarta Walking Tour bersama Jakarta Good Guide, Minggu (23/1/2022), bangunan ini disebut memiliki sejarah yang panjang.

Baca juga: Sambut Asian Games, Mengapa Monumen Selamat Datang Menghadap Utara?

Dibangun oleh arsitek luar negeri dengan standar internasional

Sebagai penggagas Hotel Indonesia, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, tidak ingin pembangunannya berjalan setengah-setengah.

Oleh karena itu, ia menugaskan arsitek asal Amerika Serikat keturunan Denmark, yaitu Abel Sorensen dan istrinya, Wendy, untuk berkolaborasi merancang hotel ini.

"Mereka berdua dihubungi langsung oleh Soekarno. Alasannya, ia kagum saat melihat gedung markas PBB di New York, yang mana arsiteknya adalah Abel Sorensen," jelas tour guide bernama Farid.

Baca juga: Menjelajahi Kwitang, Saksi Masa Lalu Kota Jakarta

Setelah bertemu dengan Sorensen, dimulailah pembangunan proyek hotel bintang lima pertama di Indonesia ini dengan area seluas 25.085 meter persegi.

Meski desainnya dibuat modern, sentuhan khas Indonesia, seperti relief, banyak digunakan. Terlebih, Soekarno dikenal menyukai patung dan relief.

Cerita di balik menu bubur ayam

Tour guide menjelaskan sejarah singkat Hotel Kempinski Indonesia kepada para peserta Jakarta Walking TourKompas.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Tour guide menjelaskan sejarah singkat Hotel Kempinski Indonesia kepada para peserta Jakarta Walking Tour

"Ada yang tahu, enggak, apa makanan khas atau signature dish dari Hotel Indonesia?" tanya Farid kepada para peserta tur waktu itu. 

Setelah sebagian besar orang menjawab kurang tepat, ternyata ada satu jawaban yang benar.

"Ya, makanan terkenalnya adalah bubur ayam. Sebenarnya, ini bukan menu asli atau original mereka," jawabnya. 

Ia lalu menjelaskan bahwa, konon, menu tersebut berawal dari tahun 1960 - 1970-an.

"Konon, awalnya karena, tahun 1960-1970-an, ada club yang terkenal di hotel ini. Tamu hotel kalau sudah selesai berpesta pukul 3 atau 4 pagi biasanya kelaparan, lalu minta dibuatkan bubur ayam ke restoran hotel sebagai makanan pereda dan pengisi perut," lanjutnya. 

Baca juga: 5 Hotel Instagramable di Jakarta, Asyik buat Staycation

Akhirnya, lama-kelamaan bubur ayam menjadi salah satu makanan yang paling dikenal dari Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.

Masa kejayaan Hotel Indonesia pada tahun 1962 - 1970-an membuat hotel ini menjadi tempat berkumpulnya para sosialita. 

Hal itu dibuktikan dengan harga seporsi bubur ayam di hotel saat itu yang senilai Rp 1.000, padahal harga seporsi bubur di luar hotel hanya Rp 10.

"Sekarang, harga bubur ayamnya sekitar Rp 110.000, dan katanya bisa buat sharing (dimakan bersama-sama)," kata dia.

Baca juga: Thamrin Skycrapers, Kenali Sejarah Gedung-gedung Pencakar Langit Sambil Jalan Kaki

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com