Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megahnya Thai Pak Kung, Kelenteng Terbesar di Singkawang

Kompas.com - 25/02/2022, 18:07 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com -Kota Singkawang di Kalimantan Barat, kerap dijuluki sebagai Kota Seribu Kelenteng.

Julukan tersebut mungkin ada benarnya lantaran Singkawang memiliki ratusan kelenteng dengan beragam ukuran dan usia yang tersebar di setiap sudut. 

Salah satu kelenteng yang paling terkenal adalah Thai Pak Kung berkat ukurannya yang megah. Kelenteng ini berlokasi di Jalan Sanggau Kulor, Singkawang Timur. Jika dari pusat Kota Pontianak, maka jaraknya 157 km dengan lama perjalanan hingga empat jam. 

Baca juga:

Lokasinya yang berada di bukit dan jauh dari permukiman tidak membuat kelenteng ini sepi pengunjung. Meski masih dalam tahap rekonstruksi, banyak wisatawan yang berbondong-bondong datang untuk berfoto di kelenteng terbesar se-Kota Singkawang ini.

Ukiran naga pada sisi tangga Klenteng Thai Pak KungKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Ukiran naga pada sisi tangga Klenteng Thai Pak Kung

Arsitektur dan ukiran naga yang detail di atap dan tangga mampu memikat perhatian pengunjung. Konon ukiran naga tersebut dipesan langsung dari negara tetangga, Singapura.

Baca juga:

Ornamen merah, hijau, dan emas di langit-langit kelenteng menambah kentalnya nuansa budaya Tionghoa.

Menariknya, usai menuruni anak tangga, pengunjung bisa menemukan wihara kecil yang sudah ada terlebih dulu sebelum Thai Pak Kung dibangun.

Sesaji yang ada di halaman Klenteng KulorKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Sesaji yang ada di halaman Klenteng Kulor

Wihara kecil ini masih aktif digunakan sebagai tempat sembahyang. Bahkan, selain berfoto, beberapa pengunjung tampak turut menyalakan dupa di pelatarannya.

Sebuah ember kecil berwarna merah tergantung di iring-iringan yang juga berisi sejumlah sesaji.

Frans, yang merupakan warga asli Singkawang, mengatakan bahwa air di dalam ember tersebut merupakan air suci yang juga kerap digunakan untuk menyiprati para tatung saat sedang atraksi.

Baca juga:

"Biasanya air suci, sudah ada semacam doanya, dicipratkan juga ke tatung yang lagi kesurupan roh waktu atraksi, biar rohnya enggak kabur dan tetap di tubuh tatung," terang Frans kepada Kompas.com, Selasa (15/2/2022).

Adapun untuk sesaji, umumnya masyarakat Tionghoa menggunakan buah-buahan yang memiliki arti baik dalam bahasa Mandarin, seperti jeruk dan pisang.

Sedangkan buah yang paling tabu untuk dijadikan sebagai sesaji adalah buah pir.

"Pir itu tidak boleh digunakan untuk sesaji, karena bahasa Mandarin untuk buah pir adalah lee yang terdengar mirip dengan kata berpisah atau meninggalkan, yaitu dan dianggap nasib buruk," terang Frans.

Wisatawan yang ingin berkunjung ke kelenteng dianjurkan untuk memakai topi, dan sepatu yang nyaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com