Andriansyah menuliskan, Hari Raya Nyepi dirayakan umat Hindu dengan melakukan Catur Bratha Penyepian yang meliputi empat pantangan, yaitu amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak melakukan kegiatan hiburan).
Semua pantangan tersebut dilakukan untuk mengekang hawa nafsu dan segala keinginan jahat, sehingga tercapai sebuah ketenangan atau kedamaian batin.
Adapun selama Hari Raya Nyepi, wisatawan tidak boleh keluar atau berjalan jalan di wilayah Bali.
Namun, tak perlu khawatir, jika kamu menginap di hotel, biasanya pihak hotel telah menyiapkan berbagai aktivitas untuk mengisi hari kamu.
Baca juga: Rangkaian Perayaan Hari Nyepi dan Maknanya
Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat menuturkan, sehari setelah Hari Raya Nyepi dikenal sebagai Ngembak Geni atau saat aktivitas kehidupan mulai dilakukan.
Pada hari ini juga dilakukan Simakrama atau saling bersalaman meminta maaf dan memaafkan, serta saling berkunjung mengucapkan rasa terima kasih.
Andriansyah menambahkan, hari Ngembak Geni dimulai dengan sembahyang dan doa kepada Hyang Widhi untuk kebaikan pada tahun baru.
Pada hakikatnya, Hari Raya Nyepi merupakan hari pengekangan hawa nafsu dan introspeksi diri atas segala perbuatan yang dilakukan pada masa lalu.
Baca juga: Ucapan Hari Raya Nyepi, Pakai Bahasa Indonesia atau Bahasa Bali?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.