Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Visa on Arrival Diterapkan Lagi, Berlaku untuk Wisman 23 Negara Ini

Kompas.com - 06/03/2022, 09:29 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Visa on Arrival (VoA) atau visa kedatangan resmi diberlakukan kembali untuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang datang ke Bali, mulai Senin (07/03/2022).

Visa on Arrival akan diberlakukan pada PPLN dari 23 negara, seperti telah dikonfirmasi oleh Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kurleni Ukar.

"Terkait VoA, kami tentu menyambut baik. Ini akan diberikan ke 23 negara. Penerapannya sedang dipersiapkan dan kepastian negaranya menunggu SE Dirjen Imigrasi," ungkap Nike, sapaan akrab Kurleni Ukar, kepada Kompas.com, Sabtu (05/03/2022).

Baca juga: Resmi, Visa on Arrival Untuk Turis Asing Berlaku Lagi Per 7 Maret 2022

Mengutip Antara, Sabtu, daftar 23 negara yang diberikan layanan Visa on Arrival tersebut antara lain:

  • Australia
  • Amerika Serikat
  • Inggris
  • Jerman
  • Belanda
  • Perancis
  • Jepang
  • Qatar
  • Korea Selatan
  • Kanada
  • Italia
  • Selandia Baru
  • Turki
  • Uni Emirat Arab
  • Malaysia
  • Thailand
  • Singapura
  • Brunei Darussalam
  • Vietnam
  • Laos
  • Myanmar
  • Kamboja
  • Filipina

Baca juga:

Nike menuturkan, seiring berjalannya kebijakan tersebut, bisa jadi akan ada penambahan atau pengurangan jumlah negara.

Sementara syarat pengajuan Visa on Arrival masih dibahas bersama pemangku kepentingan yang terlibat dan akan diinformasikan secepatnya lewat Surat Edaran Direktorat Jenderal Imigrasi.

"Syarat dan ketentuan lebih lanjut akan diatur dalam SE Dirjen Imigrasi," tandasnya.

Bebas karantina dipercepat

Selain Visa on Arrival, pemerintah juga resmi menerapkan uji coba bebas karantina pada PPLN yang datang ke Bali.

Namun, tanggal penerapannya dipercepat, dari yang semula direncanakan 14 Maret 2022 menjadi 7 Maret 2022.

Ilustrasi wisatawan mancanegara di Bali.UNSPLASH/KHARL ANTHONY PAICA Ilustrasi wisatawan mancanegara di Bali.

Nike mengungkapkan beberapa alasan mengapa uji coba bebas karantina Bali dipercepat, antara lain:

  • Positive rate rendah

Ini dibuktikan berdasarkan hasil entry test PCR yang hanya 0,47 persen dan exit test PCR sebesar 1 persen.

"Sebagian negara pesaing, kita sudah tidak lagi menerapkan karantina walaupun kasus harian dan positivity rate-nya lebih tinggi dari Indonesia, maka kebijakan tanpa karantina sudah saatnya diberlakukan dengan tetap mengedepankan prinsip produktif aman covid-19," ujar Nike.

Baca juga:

3 Maskapai Penerbangan Rute Internasional Tiba Perdana di Bali

7 Kafe di Kintamani Bali dengan Panorama Gunung Indah, Cocok buat Foto

  • Penurunan tren kasus Covid-19

Tren kasus Covid-19 yang menurun di Bali menjadi alasan lain mengapa uji coba bebas karantina dipercepat.

Selain itu, tingkat vaksinasi dosis kedua di Pulau Dewata juga sudah cukup tinggi dibandingkan provinsi lainnya. Sementara dosis kedua untuk lansia dan booster (penguat) masih terus diupayakan untuk dipercepat.

Selain itu, jumlah rawat inap rumah sakit di Bali pun relatif terkendali.

  • Kepatuhan penggunaan PeduliLindungi

Selama tiga minggu terakhir, penggunaan aplikasi PeduliLindungi di Bali dilaporkan terus meningkat, temrasuk kepatuhan dalam menegakkan protokol kesehatan.

"Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, yang kami lakukan tingkat kepuasan wisman meningkat terhadap proses dan layanan yang ada," tutur Nike.

Baca juga:

Daftar 10 Hotel di Bali Paling Populer versi Data PeduliLindungi

10 Tempat Wisata Bali Paling Populer Versi PeduliLindungi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun ā€“ Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun ā€“ Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com