KOMPAS.com - Kunjungan turis asing ke Indonesia menyisakan kisah beragam bagi para pramuwisata atau tourist guide yang mendampingi mereka. Ada saja tingkah laku wisman yang menyenangkan hingga menguji kesabaran.
Namun, banyak pula kelakuan unik wisatawan yang masih membekas bagi para tourist guide tersebut. Berikut enam kelakuan unik wisatawan, baik wisman maupun wisatawan domestik yang dirangkum dari pengalaman langsung para tourist guide.
Baca juga: Jelang Puasa, Tren Kunjungan Wisatawan ke Bantul Dinilai Menurun
Apabila pada umumnya turis asing ke Indonesia mengunjungi berbagai obyek wisata, namun turis asing yang satu ini cukup unik. Sebab, dia hanya ingin melihat kemacetan di Jakarta.
Tourist Guide dan Pendiri Wisata Kreatif Jakarta Ira Lathief mengungkapkan, kejadian itu dialaminya sekitar 10 tahun lalu.
Saat itu, ia mendampingi turis asing penumpang kapal pesiar yang kebetulan tengah bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Tamunya itu hire saya ternyata bukan untuk keliling tempat wisata di Jakarta. Ternyata dia cuma mau melihat macetnya Jakarta, kemudian dia minta spot macet supaya bisa foto,” ujarnya kepada Kompas.com (22/3/2022).
Kebetulan, lanjutnya, saat itu ibu kota menjadi negara dengan tingkat kemacetan paling parah di dunia. Akhirnya, Ira pun membawa turis asing tersebut ke sejumlah jalan protokol langganan macet kala itu, seperti Jalan Jenderal Sudirman.
Baca juga: Kabar Viral Wisatawan Bayar Rp 250.000 di Taman Sari, Ini Saran Kadispar DIY
“Waktu itu saya ajak ke Jalan Sudirman, saya jemput di pelabuhan Tanjung Priok, dari sana menuju ke Jalan Sudirman saja sudah macet sepanjang jalan,” imbuhnya.
Namun demikian, ia menyatakan kondisi jalanan ibu kota saat ini telah berbeda jauh dengan sepuluh tahun silam. Sejumlah titik kemacetan sudah terurai, meskipun belum sepenuhnya lancar.
Ira yang sudah berpengalaman memandu turis asing selama 15 tahun ini pernah mendampingi rombongan crazy rich asal Kuwait.
Tak main-main, rombongan crazy rich tersebut memberikan tips kepada staf hotel hingga 100 dollar AS, setara dengan Rp 1,4 juta (kurs Rp 14.351).
“Mereka sangat royal, kalau sekarang seperti crazy rich, kalau turun dari mobil, setiap bellboy dibagi uang 100 dolar AS,” ujarnya.
Saking kayanya, mereka selalu menginap di hotel bintang lima selama berkeliling Indonesia.
Melihat pelangi mungkin menjadi pengalaman lumrah bagi penduduk Indonesia, tetapi tidak bagi turis asal Timur Tengah.
Ira bercerita saat itu ia mendampingi turis asing asal Timur Tengah ke Bogor. Kebetulan muncul pelangi setelah turun hujan.
“Ternyata mereka dalam seumur hidupnya baru pertama kali itu melihat pelangi. Anaknya umur sepuluh tahun pertama kalinya dalam hidup melihat pelangi katanya,” tutur Ira.
Baca juga: Kabar Viral Wisatawan Bayar Rp 250.000 di Taman Sari, Ini Saran Kadispar DIY
Tak melewatkan pemandangan itu, turis asing tersebut mengabadikan kemunculan pelangi lewat foto dan video.
Tak hanya turis asing yang memiliki tingkah unik selama perjalanan. Ira mengungkapkan wisatawan dalam negeri juga mempunyai beberapa kelakuan unik.
Salah satunya adalah kelakuan wisatawan asal yang Jakarta yang berfoto narsis di dalam TransJakarta dan KRL.
Ternyata, meskipun tinggal di ibu kota, ia baru pertama kalinya naik transportasi umum. Sebab, selama ini dia selalu menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilitas.
“Jadi, mereka pas pertama kali naik bus TransJakarta, foto-foto di dalam bus, mereka antusias sekali. Seperti kalau kita ke Paris kan excited banget, melihat Menara Eiffel karena pertama kali,” ujarnya.
Pengalaman itu memberikan ide bagi Ira untuk mengadakan layanan tur keliling Jakarta, yakni Wisata Kreatif Jakarta. Kegiatannya mulai dari dari menjajal transportasi umum ibu kota, mendatangi lokasi ikonik, obyek wisata, pusat perbelanjaan, dan lainnya.
Sebab, ia melihat ternyata banyak orang Jakarta yang belum mengenal kotanya sendiri.
Baca juga: Libur Panjang, Malioboro dan Stasiun Tugu Yogyakarta Ramai Wisatawan
“Wisata Kreatif Jakarta target utamnya orang jakarta. Jadi, diadakan setiap Sabtu dan Minggu, formatnya tur jalan kaki, blusukan ke kawasan ikonik Jakarta atau naik kendaraan umum,” ujarnya.
Pramuwisata Jakarta Indra Diwangkara memiliki pengalaman serupa. Ia menuturkan pernah mengantarkan rombongan organisasi Taliban ketika berkunjung ke Indonesia pada November 2019 lalu.
Saat itu, rombongan organisasi Taliban mengunjungi kawasan Monas dan Kota Tua usai pertemuan resmi di Istana Merdeka dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menuturkan rombongan tersebut kaget ketika melihat banyak patung di Monas.
“Kami pertama masuk disambut banyak patung, mereka kaget lalu bertanya, Indonesia bukannya kebanyakan orang muslim, kenapa banyak patung?,” ujar Indra.
Ia kemudian menjelaskan bahwa patung tersebut merupakan simbol sejarah, bukan simbol keagamaan tertentu. Pengalaman mengantarkan rombongan Taliban berkeliling Jakarta menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Indra.
Indra yang sudah berprofesi sebagai tourist guide selama tujuh tahun ini mengungkapkan kelakuan unik beberapa turis asing dari negara tertentu, lainnya adalah hanya mau makanan asal negaranya. Padahal, restoran dengan menu asal negara tersebut cukup jarang di Jakarta.
“Buat dia makanan enak adalah makanan negaranya, sedangkan di Jakarta restorannya, sedikit kalau adapun pasti mahal karena bumbunya impor semua,” ujarnya.
Bahkan, turis asing tersebut enggan mencicipi masakan asli Indonesia. Cukup unik memang karena biasanya salah satu kegiatan turis asing saat mengunjungi Indonesia adalah mencicipi kuliner Tanah Air.
Baca juga: 7 Mal Yogyakarta yang Bisa Dijadikan Tempat Belanja Wisatawan
Uniknya lagi, mereka lebih memilih cepat saji ketimbang masakan asli Indonesia.
“Mereka sukanya cuma makanan asal negaranya, atau fried chicken. Dibandingkan saya ajak ke Ayam Suharti, dia lebih percaya sama McD, kalau dibawa makanan Indonesia seperti gado-gado mereka tidak suka,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.