Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klitih Dikhawatirkan Ganggu Kebangkitan Sektor Pariwisata Yogyakarta

Kompas.com - 06/04/2022, 13:15 WIB
Ulfa Arieza ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksi klitih di Yogyakarta masih terus menelan korban, sehingga meresahkan masyarakat. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menganggu kebangkitan sektor pariwisata di Yogyakarta yang sempat terpukul pandemi Covid-19. 

Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, sejauh ini tidak ada wisatawan menjadi korban aksi kriminalitas klitih. Namun, ia khawatir sentimen negatif klitih akan mengganggu sektor pariwisata Yogyakarta

Sebab, keberadaan klitih di Yogyakarta dikhawatirkan mengurangi rasa aman dan nyaman wisatawan saat berlibur ke Kota Gudeg. 

Baca juga: Apa Itu Klitih di Yogyakarta? Berikut Asal-usulnya

Seperti diketahui, klitih adalah istilah yang saat ini digunakan untuk menggambarkan aksi kriminalitas di jalanan yang mayoritas pelakunya adalah para remaja. 

Pada sejumlah kasus yang ditemukan, pelaku klitih menyerang korban dengan beragam senjata tajam pada larut malam atau dini hari.   

“Saya sangat menyayangkan klitih masih terjadi di Yogyakarta, karena ini sangat menggangu sekali bagi situasi keamanan masyarakat pada umumnya, tapi lebih khusus bisa merambat (meluas) ke wisatawan karena merasa tidak aman dan nyaman di Yogyakarta,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com (5/4/2022). 

Baca juga: 6 Tips Hindari Klitih Saat Wisata di Yogyakarta

Ilustrasi Yogyakarta.
SHUTTERSTOCK/Jaya Tri Hartono Ilustrasi Yogyakarta.

Singgih melanjutkan, sektor pariwisata Yogyakarta mulai bergeliat setelah sebelumnya lesu akibat pandemi Covid-19. Mengutip TribunJogja (23/11/2021), kunjungan wisata di Yogyakarta mulai meningkat sejak liburan Natal dan Tahun Baru 2022. 

Jumlah wisatawan yang tercatat melalui aplikasi Visiting Jogja sekitar 2.000 hingga 3.000 wisatawan per hari.

Sedangkan saat akhir pekan jumlah kunjungan bisa meningkat sebanyak dua hingga tiga kali lipat, yakni 6.000 hingga 8.000 wisatawan. 

Baca juga:

Singgih mengungkapkan, berbagai upaya tengah ditempuh oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta dan pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata untuk menghidupkan kembali sektor tersebut.

Upaya tersebut baik fisik maupun non-fisik, seperti persiapan Sumber Daya Manusia (SDM). 

“Jadi, seluruh pelaku pariwisata sudah sangat siap, tapi di satu sisi oknum klitih ini kemudian muncul. Saya kira ini (klitih) menjadi kontraprduktif dengan program yang sedang kami kembangkan,” imbuhnya. 

Baca juga: 4 Tips agar Tidak Kena Tipu Saat Wisata di Malioboro Yogyakarta

 

Pengunjung melihat senjata-senjata yang digunakan untuk klitihKompas.com/Wisang Seto Pangaribowo Pengunjung melihat senjata-senjata yang digunakan untuk klitih

Wisatawan dan masyrakat diimbau tak khawatir

Singgih berharap pihak berwajib segera mengambil langkah tegas membersihkan aksi klitih tersebut. Sebab, aksi kriminal itu telah meresahkan sekaligus merugikan banyak pihak. 

“Hal ini sudah selayaknya untuk diberantas dan ditumpas, walaupun anak di bawah umur, tapi kelakuannya tidak mencerminkan perilaku anak di bawah umur. Jadi harus tegas untuk dihukum seberat mungkin supaya ada efek jera,” imbuhnya. 

Baca juga:

Ia juga mengimbau wisatawan tak perlu khawatir selama berlibur di Yogyakarta.

Pasalnya, pihak Dinas Pariwisata Yogyakarta telah bekerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan pariwisata guna memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan. 

Termasuk, kerja sama dengan kepolisian daerah dari sektor keamanan, Dinas Kesehatan dalam hal pengendalian pandemi Covid-19, Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BPPD) dalam mitigasi bencana, serta sektor swasta. 

“Kami ingin menjadikan Yogyakarta ini menjadi destinasi yang bertanggung jawab, yang kemudian imbasnya menjadikan para wisatawan merasa aman dan nyaman selama mengunjungi Yogyakarta,” katanya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com