Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Kotagede, Masjid Tertua di Yogyakarta Peninggalan Mataram Islam

Kompas.com - 07/04/2022, 13:28 WIB
Ulfa Arieza ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Tak heran, banyak masjid yang sudah berusia ratusan tahun di Yogyakarta. 

Selain tempat ibadah, masjid-masjid tersebut menjadi saksi perkembangan Islam di Yogyakarta dan Pulau Jawa pada umumnya. Masjid tertua di Yogyakarta adalah Masjid Gedhe Mataram atau dikenal sebagai Masjid Kotagede, seperti dikutip dari Kompas.com (25/04/2021). 

Baca juga:

Lokasi Masjid berada di kawasan Pasar Kotagede, tepatnya di kelurahan Jagalan, kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.

Sebagai masjid tertua di Yogyakarta, Masjid Gedhe Mataram Kotagede memiliki banyak sejarah serta arsitektur bangunan yang unik.

Peninggalan Kerajaan Mataram 

Masjid Gedhe Mataram telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Situs pada 2007, seperti dikutip dari laman Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya

Masjid ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Senopati antara 1575 – 1601 masehi.

Perkiraan ini didasari dari bangunan makam yang terletak di dalam kompleks masjid. Itu berarti, Masjid Gedhe Mataram berusia antara 447 - 421 tahun.  

Baca juga:

 

Sumber lain mengatakan, masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Hal ini berdasarkan tulisan pada prasasti yang menggunakan huruf Arab dan berbahasa Jawa. 

Prasasti yang terdapat di masjid tersebut menerangkan bahwa masjid didirikan pada hari Ahad Kliwon tanggal 6 Rabiul Akhir 1188 Hijriah. Menurut penanggalan masehi, tanggal tersebut bertepatan dengan 27 Juni 1773.

Arsitektur masjid 

Gerbang berbentuk unik di Masjid Gede Mataram, YogyakartaKompas.com/Anggara Wikan Prasetya Gerbang berbentuk unik di Masjid Gede Mataram, Yogyakarta

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (25/04/2021), Masjid Gedhe Mataram memiliki arsitektur campuran antara Jawa dan Hindu.

Arsitektur Jawa tampak jelas di bangunan masjid, sementara arsitektur Hindu terlihat di pintu gerbang atau gapura serta pagar tembok yang mengelilingi masjid. 

Baca juga:

Terdapat kolam ikan di sekeliling masjid, sebelum memasuki serambi. Selain itu, berbagai jenis pohon, mengelilingi Masjid Gedhe Mataram sehingga halaman masjid menjadi rindang. 

Berdasarkan informasi dari Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya, kompleks masjid terdiri dari sejumlah bangunan meliputi tempat ibadah, mimbar masjid, serambi masjid, tempat wudu, makam, tugu peringatan, dan gapura. 

Atap Masjid Gedhe Mataram bertingkat dua, terbuat dari kayu dan ditutup dengan genteng. Puncaknya diberi mahkota yang disebut pataka.

Atap tingkat atas berbentuk segi tiga dengan sudut yang meruncing, sedangkan atap tingkat bawah berbentuk seperti segitiga yang terpotong bagian atasnya.

Ruangan ibadah utama berukuran 15,22 kali 14,19 meter. Ruangan utama ini ditopang oleh empat saka guru yang terbuat dari kayu jati. Terdapat mihrab dan mimbar pada ruangan utama ini. 

Bagian yang menarik dari Masjid Gedhe Mataram adalah komplek makam keluarga Keraton Mataram Islam yang terletak di bagian selatan masjid.

Baca juga: Itinerary Wisata Yogyakarta 2 Hari 1 Malam, Pantai dan City Tour

Bangunan makam pada kompleks ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian depan yang disebut Prabayaksa, bagian tengah atau Witana, dan bagian belakang atau Tajug. 

Saat ini, bangunan makam dikelola oleh Keraton Yogyakarta dan Surakarta.

 

Pusat penyebaran Islam di selatan Jawa  

Masjid Gedhe Mataram di kompleks Makam Raja-raja Mataram, Kotagede, Yogyakarta, Rabu (21/10/2020). Di sini terdapat makam Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, Ki Ageng Pemanahan, Raja Mataram Islam pertama, Panembahan Senopati, dan makam Sultan Hamengku Buwono II.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Masjid Gedhe Mataram di kompleks Makam Raja-raja Mataram, Kotagede, Yogyakarta, Rabu (21/10/2020). Di sini terdapat makam Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, Ki Ageng Pemanahan, Raja Mataram Islam pertama, Panembahan Senopati, dan makam Sultan Hamengku Buwono II.

Mengutip Kompas.com, (25/04/2021), pembangunan masjid bertujuan untuk menyebarkan Islam di daerah selatan Jawa.

Sebab, pada saat itu penyebaran Islam didominasi area utara Jawa, seperti Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, dan Cirebon.

Baca juga: 

Sementara, masyarakat di daerah selatan Jawa masih menganut animisme dan dinamisme. Oleh sebab itu, Masjid Gedhe Mataram menjadi sentra dakwah Islam di Jawa bagian selatan pada masa itu.

Pendirian masjid merupakan perintah dari Panembahan Senopati atas perintah sang guru, yaitu Sunan Kalijaga. Anggota Walisongo itu, merupakan pendiri Kasultanan Demak yang juga merupakan salah satu sentra penyebaran Islam di Jawa bagian utara. 

Baca juga: 4 Tips agar Tidak Kena Tipu Saat Wisata di Malioboro Yogyakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com