Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Wisatawan Cemari Pohon Sakral di Bali, Tanda Kurangnya Edukasi

Kompas.com - 05/05/2022, 16:23 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Viral video seorang warga negara asing (WNA) perempuan yang berpose tanpa busana dalam di pohon keramat kawasan suci Pura Babakan di Bali.

Setelah menjadi perbincangan hangat di media sosial, WNA tersebut diproses hukum oleh pihak berwenang setempat, Rabu (04/05/2022).

Baca juga: Video Viral Turis Berpose Telanjang di Pohon Keramat, Kadispar Bali: Akan Ditindak Tegas

Perilaku wisatawan mancanegara (wisman) tersebut sempat dikecam oleh berbagai pihak, khususnya masyarakat Bali.

Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, pihaknya telah berpesan kepada pelaku industri pariwisata agar bisa meningkatkan pengelolaan dan pengawasan.

"Saya mengingatkan kembali kepada teman-teman yang mengelola daya tarik wisata agar menjaga, supaya wisatawan domestik dan mancanegara harus mengikuti aturan desa itu sendiri."

"Jadi ikuti adat budaya Bali karena dasarnya budaya Bali seperti ini yang berlandaskan agama Hindu," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (05/05/2022).

Baca juga:

Kurangnya edukasi dan informasi

Lebih lanjut, Tjok Bagus berharap ada pergerakan dari semua pihak, mulai dari pengelola wisata, layanan perjalanan, penyedia jasa wisata, pemerintah, hingga masyarakat agar kejadian serupa tak kembali terjadi.

"Saya kembali berpesan kepada pengelola wisata termasuk juga kepada airline, bahwa saat wisman datang ke Bali, guidance-nya seperti ini."

"Saya katakan mulai dari pre-flight, web kita, sampai ke KBRI Indonesia di luar negeri, diinformasikan guidance-nya seperti apa," tambahnya.

Selain itu, ia juga mengimbau agar semua pihak berkontribusi untuk menginformasiman terkait hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilamukan terkait wisata di Bali, termasuk oleh masyarakat setempat.

Baca juga: WNA Berpose Telanjang di Pohon Keramat Bali, Pelaku Mengaku Tak Sadar Kawasan Itu Suci

Hal itu menurutnya penting untuk menjaga budaya dan nilai-nilai yang ada di Bali.

"Karena ke depan, arahan Gubernur, kami sedang peningkatan pariwisata berkualitas, yakni dengan menjaga budaya, alam, dan nilai-nilai Bali," ujar Tjok Bagus.

 

Upaya perbaikan yang harus dilakukan

Umat Hindu sedang melakukan upacara keagamaan di salah satu pura di Ubud, Bali.shutterstock.com/olegd Umat Hindu sedang melakukan upacara keagamaan di salah satu pura di Ubud, Bali.

Senada, pengamat pariwisata sekaligus Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali, I Gde Pitana mengatakan terdapat beberapa hal penting yang sebaiknya dilakukan. 

Menurutnya, semua pelaku wisata perlu terus mengedukasi para wisatawan tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Bali maupun lokasi wisata lain di Indonesia.

Baca juga: Hati-hati, Jangan Injak Sajen Saat Wisata di Bali

Ini menurutnya perlu dilakukan dari hulu ke hilir.

"Hulu, kita harus rajin melakukan edukasi, setiap travel agent dan kita semua yang terlibat mendatangkan wisatawan, harus mengedukasi wisatawan."

"Misalnya, majalah maskapai Garuda, coba tulis do's and dont's, bukan hanya di Bali, tapi di Batam, Jogja, Borobudu,  dan lainnya. Lalu saat mereka naik bus juga diedukasi," terang dia kepada Kompas.com, Kamis. 

Sementara untuk hilir dapat dilakukan oleh para pemandu wisata. Dalam menawarkan paket perjalanan, agen-agen perjalanan diharapkan turut menginformasikan tentang aturan setempat.

"Selain itu, bagi pemilik daya tarik wisata, kalau dikomersilkan, harus dijaga. Bukankah mereka (wisatawan) masuk ke daya tarik itu sudah bayar? Ya harus digaji karyawannya untuk menjaga. Bukan hanya soal pelanggaran etika, tapi kebersihan, keamanan, dan lain sebagainya," imbuhnya.

Baca juga: 2 Maskapai Baru di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Ada Pelita Air dan VietJet Air

Mulut Gua Gajah.Indonesia Travel Mulut Gua Gajah.

Pemasangan signage

Lebih lanjut, ia berpesan bagi para pelaku wisata untuk menyiapkan signage sebagai antisipasi.

Adapun signage merupakan tampilan grafis berupa gambar atau simbol yang dirancang untuk menampilkan informasi kepada audience tertentu. 

Baca juga: Makna Sesaji dalam Kehidupan Masyarakat Jawa, Tidak Selalu Berarti Menyembah

Menurutnya, tanda-tanda seperti ini harus diterapkan dan disosialisasikan di berbagai tempat yang diperlukan. 

"Nah ini semua tidak boleh yang satu menunggu yang lainnya, semua pergerakan harus kalau bisa serempak," tegas dia. 

Kendati tidak membenarkan perilaku wisatawan tersebut, ia mengakui bahwa banyak tempat-tempat wisata yang belum menampilkan aturan atau tanda secara tegas. 

Hal itu menyebabkan tak sedikit wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, melanggar aturan karena ketidaktahuan, ketidaksadaran, atau ketidaksengajaan.

Baca juga: Mistisnya Ritual Sesaji untuk Para Arwah Kelimutu

Jika pelanggaran disebabkan oleh ketidaktahuan, menurutnya hal itu menjadi salah satu tugas dari pelaku industri pariwisata untuk dapat memberikan edukasi kepada wisatawan. 

"Sudah saatnya Bali ini ketat dengan berbagai aturan, ya aturan yang hulu dan hilir tadi," kata Pitana. 

 

Pentingnya bersikap menghargai

Selain dari sisi pelaku industri pariwisata, baik Tjok Bagus dan Pitana sama-sama menekankan pentingnya kesadaran pada diri wisatawan. 

Apalagi, Bali memiliki adat istiadat yang masih terjaga.

"Karena Bali itu unik, terbuka, tapi dalam hal tertentu ini sudah jelas dalam regulasi Perda, kewajiban dan hak wisatawan seperti apa. Pengelola daya tarik wisata juga pengawasannya harus lebih ketat lagi," imbuhnya.

Baca juga: Bali Jadi Destinasi dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia Maret 2022

Sementara, I Gde Pitana yang dinobatkan sebagai Pendeta (Sulinggih) bergelar Ida Pandita Mpu Jaya Brahmananda berpesan, adanya kode etik pariwisata yang sebaiknya ditaati. 

Bahkan, menurutnya, kode etik tersebut telah diratifikasi atau disahkan oleh Indonesia, yang artinya negara ini telah setuju untuk terikat dalam perjanjian.

"Wisatawan lainnya dan untuk kita semua, mari kita ikuti code of ethic of cultural tourism, yang sudah dikeluarkan UNWTO (World Tourism Organization). Di situ ada bagaimana kita seharusnya menjadi turis, jadi pengusaha, tuan rumah, dan lainnya, lengkap," terang Pitana. 

Baca juga: 5 Kafe Hits di Bangli Bali, Bisa Nikmati Pemandangan Gunung Batur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com