Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Malin Kundang dan Tradisi Merantau Laki-laki Minangkabau

Kompas.com - 20/05/2022, 16:32 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa yang tak tahu kisah Malin Kundang, si anak durhaka dari Sumatera Barat yang dikutuk menjadi batu?

Saking terkenalnya, banyak wisatawan penasaran hingga jauh-jauh ke Pantai Air Manis, Kecamatan Padang Selatan, Sumatera Barat, demi melihat langsung wujud batu yang konon adalah sosok Malin Kundang.

Cerita Malin Kundang beredar turun-temurun

Sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Eri Sendjaya, cerita ini beredar turun temurun di kalangan masyarakat Sumatera Barat.

"Cerita ini sudah turun temurun, bahkan sejak Islam masuk ke Indonesia, cerita ini sudah mulai diangkat. Sesuai falsafah Minangkabau, 'Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah', artinya adat kita di Minangkabau selalu berlandaskan nilai-nilai agama, termasuk menghormati orangtua," jelas Eri kepada Kompas.com, Rabu (18/5/2022).

Hal senada juga disampaikan oleh Dosen Program Studi Sosiologi Universitas Nasional, Andi Achdian.

Baca juga: 

Andi mengatakan, Malin Kundang adalah cerita rakyat dengan banyak versi di beberapa daerah, namun menyampaikan satu tujuan, yakni menghormati orangtua.

"Cerita seperti Malin Kundang itu kebudayaan Melayu, termasuk Malaysia dan Kalimantan. Jangankan di Malaysia, di Kalimantan juga ada cerita Batu Menangis, moralnya sama, bahwa penghargaan terhadap orangtua, khususnya ibu," tutur Andi.

Adapun dalam cerita Malin Kundang, anak yang durhaka adalah anak laki-laki. Sedangkan, dalam cerita Batu Menangis, tokoh anak yang durhaka adalah anak perempuan.

"Kita tidak tahu tanggal persisnya kapan cerita itu beredar, namun menariknya ada pola cerita, yang jelas, yaitu penghargaan terhadap orangtua," sambungnya. 

Tari Pasambahan dari Minangkabau Sutterstock/Arief Akbar Tari Pasambahan dari Minangkabau

Tradisi merantau anak laki-laki Minangkabau dalam Malin Kundang

Cerita Malin Kundang dinilai menggambarkan tentang hubungan anak dan orangtua.

Malin Kundang diceritakan tidak mengakui keberadaan ibunya setelah sukses dan kembali ke kampung halaman. Alhasil, sang ibu mengutuknya menjadi batu.

"Dalam nilai historisnya memang kebiasaan dari keluarga Minangkabau adalah anak laki-laki biasanya akan merantau, harapannya agar para perantau ini bisa membangun kampung dan membahagiakan keluarganya," terang Eri.

Itulah mengapa, kata Eri, orang Minang terkenal akan jiwa berdagangnya yang mumpuni, di manapun mereka berada.

Baca juga: Tari Piring dari Minangkabau, Persembahan untuk Para Dewa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com