Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2022, 17:01 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Taj Mahal sudah sejak lama menjadi ikon wisata India. Studi sebuah penyedia jasa layanan perjalanan dari Orlando, Zitango Travel, misalnya, bahkan menemukan Taj Mahal sebagai situs warisan dunia UNESCO paling ingin dikunjungi oleh para pelancong dari seluruh dunia.

Bangunan yang berlokasi di Distrik Agra, Uttar Pradesh, India itu ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada 1983.

Baca juga: 9 Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia

Dikutip Kompas.com dari situs resminya, Taj Mahal mulai dibangun pada 1631 hingga 1648 oleh Kaisar Mughal, Shah Jahan untuk mengenang istrinya Mumtaz Nahal.

Di balik keindahannya yang diakui dunia, Taj Mahal memiliki sejumlah kontroversi.

Laman Times of India, misalnya, menuliskan bahwa salah satu kontroversinya adalah Shah Jahan yang memotong tangan para perajin yang membangun Taj Mahal setelah konstruksinya selesai. Konon, hal itu dilakukan agar tidak ada yang bisa menirunya.

Sementara belum lama ini muncul kontroversi mengenai tanah tempat bangunan tersebut didirikan.

Diya Kumari, cucu perempuan Man Singh II atau raja terakhir yang berkuasa di Jaipur, mengeklaim bahwa Taj Mahal dibangun di atas tanah yang semula milik Raja Jai Singh dari Jaipur. Ia berpendapat tanah itu diakuisisi oleh kaisar Mughal Shah Jahan.

Baca juga: 5 Kota Paling Modern dan Maju di Dunia, Ada Kota dari India

Terbaru, mengenai ruangan-ruangan terkunci di Taj Mahal. Dikutip Kompas.com dari BBC, konon, di dalam ruangan-ruangan itu terdapat kuil Siwa, dewa dalam agama Hindu. 

Namun, seorang anggota partai berkuasa Bharatiya Janaya Party (BJP), Rajneesh Singh, meminta 22 ruangan terkunci itu dibuka demi mengungkap sejarah yang sebenarnya.

Ia pun mengajukan petisi, namun pada Kamis (12/05/2022) petisi tersebut ditolak oleh para hakim pengadilan tinggi di India.

Rahasia ruangan terkunci di Taj Mahal

Taj Mahal, India.UNSPLASH/Navdeep Panwar Taj Mahal, India.

Dikutip BBC, Rajneesh Singh meminta 20 ruangan yang dikunci permanen di Taj Mahal agar dibuka, sehingga sejarah yang sebenarnya dapat terungkap.

Ia berdalih ingin mengecek klaim dari para ahli sejarah dan para umat yang menyebut adanya kuil Siwa di dalam ruangan-ruangan tersebut.

"Kita semua harus tahu apa yang ada di dalam ruangan-ruangan itu," ujarnya di pengadilan, seperti dikutip Kompas.com dari BBC.

Baca juga: Menjelajahi Kakatiya Rudreshwara, Warisan Dunia Terbaru UNESCO di India

Ruangan-ruangan yang terkunci itu terletak di ruang bawah tanah Taj Mahal. Berdasarkan catatan otoritas, tidak banyak yang ada di sana.

Seorang pakar arsitektur Mughal sekaligus penulis studi magister tentang Taj, Ebba Koch, pernah mengunjungi Taj Mahal dan memotret ruangan-ruangan serta lorong-lorong yang ada di sana selama penelitiannya.

Ruangan-ruangan itu adalah bagian dari tahkhana atau ruang bawah tanah untuk musim panas.

Sebuah galeri di teras monumen tepi sungai itu terdiri dari "serangkaian ruangan".

Koch menemukan 15 ruangan berderet di sepanjang tepi sungai, yang bisa diakses melalui sebuah koridor sempit.

Di sana ada tujuh ruangan yang ukurannya lebih besar dan memiliki bagian ekstra pada setiap sisi, enam ruangan berbentuk persegi, dan dua ruangan berbentuk segi delapan.

Ruangan-ruangan yang lebih besar sejak semula menghadap ke sungai, membentuk lengkungan yang indah.

Baca juga: India Punya Skywalk Kaca Setinggi 2.194 Mdpl, Berani Lewat?

Koch menyadari adanya jejak dekorasi yang dicat di bawah sapuan putih pada ruangan-ruangan tersebut, dengan pola jaring-jaring di antara lingkaran konsentris bintang dan medali di tengahnya.

"Itu pasti ruangan sejuk yang indah, yang menjadi tempat rekreasi ketika kaisar, para selir dan rombongannya mengunjungi makam."

"Sekarang ruangan itu tidak terjangkau cahaya alami," ucap profesor Seni Asia di Universitas Wina, Austria itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com