Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Pesawat ke Singapura Melambung, Ini Kemungkinan Penyebabnya

Kompas.com - 02/06/2022, 09:24 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga tiket pesawat melambung tinggi dalam beberapa waktu terakhir, usai dilakukan pelonggaran syarat perjalanan dalam dan luar negeri.

Berdasarkan pantauan Kompas.com dari sejumlah Online Travel Agent (OTA) pada Kamis (02/06/2022), kisaran harga tiket pesawat sekali jalan rute Jakarta-Singapura hingga akhir Juni dimulai dari Rp 2,6 juta sampai dengan Rp 8,6 juta, untuk kelas ekonomi berbagai maskapai.

Harga tiket pesawat Singapura-Jakarta tak kalah tinggi. Berdasarkan pantauan dari sejumlah OTA, tarifnya mulai dari Rp 2,2 juta sampai dengan Rp 8,1 juta, untuk kelas ekonomi beberapa maskapai.

Baca juga: Singapura Jadi Destinasi Wisata Luar Negeri Terpopuler Warga Indonesia Tahun 2022

Ketua Umum DPP Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), Pauline Suharno mengatakan, salah satu tamunya dari Singapura bahkan membatalkan perjalanan karena harga tiket pesawat yang tersedia terlalu tinggi.

"Tamu saya dari Singapura mau ke Bromo batal datang minggu ini karena harga tiketnya 1.000 dollar Singapura (sekitar Rp 10,6 juta)," ujar Pauline kepada Kompas.com, Rabu (01/06/2022).

Melakukan pemesanan sejak jauh hari bisa menjadi salah satu solusi. Namun, di tengah harga tiket pesawat yang sedang tinggi seperti saat ini, angkanya sebetulnya tetap terbilang tinggi.

"Kemarin ini book untuk bulan Juni dengan GA (Garuda Indonesia) ke Singapura masih dapat di harga Rp 5,8 juta," ucap dia.

Baca juga: Terminal 2 Bandara Changi Singapura Dibuka Lagi Mulai 29 Mei

Penyebab harga tiket pesawat mahal

Pauline mengatakan, mahalnya harga tiket pesawat utamanya disebabkan karena frekuensi penerbangan yang masih minim, sementara permintaannya tinggi.

Harga tiket pesawat mahal sebetulnya tak hanya terjadi untuk rute Jakarta-Singapura dan sebaliknya, tetapi juga di banyak rute lain, termasuk menuju negara Eropa.

"Hampir ke berbagai negara Eropa juga sudah Rp 16 juta-22 juta," katanya.

"Mahalnya tiket ini karena kurangnya penerbangan. Sudah mahal, penuh pula, katanya krisis tapi yang bepergian masi banyak," sambungnya.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Ini Solusi Menparekraf Sandiaga

Senada dengan Pauline, Director of Marketing and Business Development The Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia, Agus Canny juga menyebutkan frekuensi penerbangan sebagai salah satu faktor harga tiket pesawat mahal.

Sebab, frekuensi penerbangan saat ini belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi.

Sebelum pandemi Covid-19, jumlah kedatangan dari China ke Bali dalam sehari menurutnya ada 25 kali penerbangan, dengan capaian hingga 20.000 kedatangan.

Sedangkan dari Australia ke Bali, ada 15 kali penerbangan. Namun sekarang, rata-rata hanya ada enam kali penerbangan saja dalam sehari, dengan kisaran 2.000-3.000 kedatangan.

"25 dan 15 kali itu penerbangan internasional yang masuk ke Bali, dari maskapai-maskapai besar. Sekarang kondisinya, rata-rata baru ada sekitar enam penerbangan saja dengan pesawat kecil," ungkap Agus kepada Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Pelaku Perjalanan Luar Negeri Sudah Tak Perlu Tes, Ini Syaratnya

Ia menyebut, penerbangan merupakan sebuah proses dua arah, pergi dan pulang. Sehingga, maskapai harus menutup biaya operasional dari dua keberangkatan ini.

"Frekuensi terbang berpengaruh terhadap penurunan harga tiket, karena penerbangan itu sendiri bersifat dua arah, pulang dan pergi. Faktor jumlah pembelian tiket pergi dan pulang juga ikut mempengaruhi," kata dia.

Ilustrasi pesawat.UNSPLASH/PASCAL MEIER Ilustrasi pesawat.

Penyebab lainnya adalah harga bahan bakar (fuel) yang semakin tinggi. Faktornya kompleks, sebagai dampak ekonomi dari konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

Biaya operasional yang tinggi kemudian ditutupi dengan keuntungan yang diperoleh maskapai ketika high season dan, pada awal pandemi, memberhentikan sejumlah pekerjanya. Itulah mengapa, sejumlah maskapai dan bandara harus merekrut pegawai lagi ketika masa pemulihan seperti saat ini tiba.

Baca juga: Liburan Dekat dan Mudah, Ini 6 Negara di Asia Tenggara yang Bebas PCR

Tiket mahal tapi kursi tetap penuh

Agus mengatakan, pelaku perjalanan saat ini mayoritas terbagi atas dua golongan, yakni mereka yang melakukan reaktivasi tiket yang dibeli dua tahun lalu dan mereka yang secara finansial mampu membeli tiket pesawat.

Itulah mengapa, jika pergi ke bandara dan tujuan keberangkatan internasional, kita akan tetap melihat banyak orang yang akan bepergian.

"Arrival sekarang itu ada dua penyebab, pertama yaitu mereka yang punya uang banyak, kedua yaitu tiket yang baru direaktivasi sekarang," kata dia.

Baca juga: 6 Tips Cari Tiket Pesawat Murah, Pesan Saat Malam Hari

Jadi kemungkinan inilah penyebab mengapa meskipun tiket pesawat mahal, namun kursi pesawat tetap penuh.

Nah, jika kamu yang ingin bepergian ke luar negeri beberapa waktu ke depan, ada baiknya untuk melakukan pemesanan sejak jauh hari, ya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com