Nantinya kawasan tersebut akan menjadi destinasi yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta transportasi listrik.
"Jadi kendaraannya ke depan akan memanfaatkan kendaraan listrik," kata Ansar.
Melansir laman Jadesta.kemenparekraf.go.id, Rabu, Desa Wisata Kampung Bakau Serip memiliki berbagai potensi wisata alam, di antaranya konservasi mangrove, edukasi, flora dan fauna, budaya, serta pantai.
Di dalam area desa wisata ini, terdapat Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu yang menempati area seluas kurang lebih tujuh hektar.
Baca juga: Catat! Ini 10 Destinasi Wisata Menarik di Batam
Beragam fasilitas untuk menunjang wisata, seperti panggung kesenian dan budaya, jugle tracking, mangrove tracking, restoran seafood, selfie area, outbound, toko cinderamata, hingga toko sewa alat tersedia.
Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu juga memiliki destinasi pantai pasir putih yang elok, dengan kelebihan pada view yang menghadap langsung ke negara Jiran yakni Singapura dan Malaysia.
Selain itu, pengunjung bisa memilih untuk menginap di sejumlah penginapan, baik homestay, hotel, ataupun resor berbintang di kawasan tersebut.
Untuk Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu, biayanya dibanderol mulai dari Rp 25.000.
Kemudian, wisata budaya Sanggar Seni Tari Melayu Pandang Tak Jemu serta pentas seni budaya dan kuliner masing-masing Rp 25.000.
Selanjutnya, mangrove tracking memakai sampan dikenakan biaya Rp 100.000, kemah di tengah hutan mangrove Rp 25.000, outbond di mangrove Rp 50.000, dan produk tali masker serta tas rajut Rp 25.000.
Baca juga: Menikmati Sensasi Bar Terapung di Kafe Level Up Batam
Jika tertarik berkunjung, Kampung Tua Bakau Serip berada di Jalan Hang Lekiu KM 4, Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Adapun lokasinya tidak jauh dari daerah pusat perkotaan di Batam. Hanya sekitar 45 menit perjalanan dari pusat kota batam, 15 menit dari Bandara Internasional Hang Nadim, dan 5 menit perjalanan dari pelabuhan internasional Nongsa Pura.