Lapo atau kedai, kerap dijadikan sebagai tempat berkumpul bersama teman-teman oleh orang dewasa suku Batak. Sembari minum kopi dan tuak, mereka menyantap kudapan ringan seperti kacang rebus.
Biasanya, kumpul-kumpul di lapo akan diiringi petikan gitar dan nyanyian lagu-lagu Batak untuk melepas penat usai seharian bekerja.
Baca juga: Zodiak Batak, Seputar Naskah Kuno Parhalaan untuk Kenali Zodiak Batak
Hal ini digambarkan oleh beberapa adegan saat Pak Domu dan bapak-bapak Batak lainnya bernyanyi hingga tengah malam di lapo sambil bercanda gurau.
Lucunya lagi, penggambaran yang detail tampak pada adegan Mak Domu yang setiap malam selalu menjemput suaminya dari lapo agar segera pulang ke rumah.
Umumnya bagi keluarga Batak Toba, anak laki-laki paling kecil adalah yang akan mewarisi rumah sekaligus merawat orangtua.
Misalnya Sahat, anak laki-laki paling kecil di keluarga Pak Domu ini dianggap tidak berbakti lantaran menolak untuk pulang ke rumah.
Baca juga: Kisah Tunggal Panaluan, Tongkat Sakti Suku Batak Toba
Sedangkan dari sisi Sahat, diceritakan pula konflik antara ia dan Pak Domu yang timbul akibat sikap Pak Domu yang keras kepala.
Mi gomak atau yang dikenal sebagai spaghetti orang Batak, sering dijadikan sarapan. Melansir Kompas.com, Selasa (8/6/2021), mi gomak adalah masakan khas Batak berupa mi lidi rebus berkuah santan bumbu kuning.
Rasa mi gomak bakal lebih nikmat dan otentik kalau menggunakan andaliman, merica khas Batak.
Baca juga: Mi Gomak sampai Dali Ni Horbo, Kuliner Khas Batak di Desa Huta Tinggi
Disebut mi gomak, lantaran cara pengambilan mi nya menggunakan tangan (digomak), seperti yang dilakukan Mak Domu saat menghidangkan mi gomak di meja makan.
Kalau martarombo dilakukan untuk mengetahui silsilah urutan marga, nomor urut keluarga, dan asal muasal, maka martutur adalah kebiasaan yang kerap dilakukan orang Batak untuk menentukan panggilan.
Seperti sebutan tulang pada laki-laki yang satu marga dengan ibu, dan sebutan nantulang untuk istri dari tulang.
Atau namboru untuk perempuan yang satu marga dengan ayah dan amangboru yang menjadi suami dari namboru.
Baca juga: Anjungan Sumatera Utara di TMII, Obat Rindu Wisatawan Suku Batak
Salah martutur tampak pada adegan ketika Sahat ditertawakan tamu yang datang ke pesta sulang-sulang pahompu, lantaran penyebutan panggilan yang tidak tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.