Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2022, 17:33 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak 67 umat Hindu menjalani upacara potong gigi atau Metatah massal di Wantilan (Balai Desa) Pura Dharma Sidhi, Ciledug, Kota Tangerang, Banten, pada Minggu (3/7/2022).

Sebagai informasi, upacara potong gigi juga dikenal sebagai Mepandes, Metatah, dan Mesangih. Tujuan upacara potong gigi adalah secara simbolis menghilangkan Sad Ripu, yang artinya enam jenis musuh manusia.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Banten, Ida Bagus Alit Wiratmaja, menyebutkan, Sad Ripu terdiri dari kama (keinginan atau mengumbar nafsu), lobha (serakah), krodha (marah dan dendam), mada (mabuk), moha (bingung dan angkuh), dan matsarya (iri hati dan dengki).

"Bila keenam musuh ini menguasai manusia, maka orang tersebut akan lebih banyak berbuat tidak baik dan tidak benar," katanya kepada Kompas.com, Minggu.

Ia menjelaskan, dalam keyakinan Hindu, tiga dari enam musuh itu dipercayai sebagai pintu neraka, yaitu kama, krodha, dan lobha. Hal tersebut tertuang dalam kitab Bhagavad Gita.

Baca juga: Bali Ditargetkan Jadi Tempat Workcation untuk Digital Nomad

Peserta Upacara Potong Gigi Massal tengah melakukan sungkeman kepada orang tua. Upacara ini diselenggarakan oleh Banjar Ciledug, Tangerang, pada Minggu (3/7/2022) di Pura Dharma Sidhi, Ciledug, Kota Tangerang, Banten.KOMPAS.com/Ni Nyoman Wira Peserta Upacara Potong Gigi Massal tengah melakukan sungkeman kepada orang tua. Upacara ini diselenggarakan oleh Banjar Ciledug, Tangerang, pada Minggu (3/7/2022) di Pura Dharma Sidhi, Ciledug, Kota Tangerang, Banten.

Adapun rangkaian upacara potong gigi pada hari itu terdiri dari beberapa bagian, di antaranya megumi padangan, mabyakala, muspa ring sanggah kemulan, sungkeman, ggerajah wijaksara, muspa di Bale Gading, potong gigi, dan mejaya-jaya.

Saat melakukan potong gigi, peserta akan berbaring di sanggih, semacam dipan yang sudah dilapisi kain dan diberi alas kepala. Biasanya pihak keluarga akan berdiri mengelilingi peserta dan menyelimutinya dengan kain.

Selanjutnya, enam gigi di bagian atas milik peserta akan dipapar oleh juru pandes atau pemangku, yakni empat gigi seri dan dua gigi taring. Enam gigi tersebutlah yang jadi simbol Sad Ripu.

"(Gigi) tidak boleh lebih dari dua mili(meter) kalau dipapar," tutur Ida Bagus Alit.

Baca juga: 12 Wisata Edukasi Bali, Pas Buat Libur Sekolah

Peserta upacara Metatah umur berapa saja?

Salah satu peserta Upacara Potong Gigi Massal yang diselenggarakan oleh Banjar Ciledug, Tangerang, pada Minggu (3/7/2022) di Pura Dharma Sidhi, Ciledug, Kota Tangerang, Banten.KOMPAS.com/Ni Nyoman Wira Salah satu peserta Upacara Potong Gigi Massal yang diselenggarakan oleh Banjar Ciledug, Tangerang, pada Minggu (3/7/2022) di Pura Dharma Sidhi, Ciledug, Kota Tangerang, Banten.

Upacara potong gigi telah dikenal sebagai upacara menuju kedewasaan. Hal ini karena upacara tersebut wajib dilakukan oleh umat Hindu yang sudah akil balig untuk laki-laki, dan sudah mengalami menstruasi untuk perempuan.

Pada upacara potong gigi massal tersebut, usia peserta paling muda adalah 15 tahun dan paling tua adalah 30 tahun.

Ketua Panitia Metatah massal Pura Dharma Sidhi, Gede Putu Arcana, mengatakan bahwa tidak ada batasan usia untuk peserta upacara potong gigi.

"Kalau pun dia sudah berumur 40 tahun tapi belum melaksanakan potong gigi, harus dilaksanakan. Ini kewajiban orangtua kepada anak," tuturnya kepada Kompas.com, Minggu.

Baca juga: 10 Taman Hiburan Terbaik Dunia 2022 Versi TripAdvisor, Ada Bali

Untuk diketahui, upacara potong gigi termasuk upacara Manusa Yadnya. Dilansir dari laman PHDI Banten, Manusa Yadnya merupakan korban suci yang bertujuan memelihara hidup dan membersihkan lahir batin manusia, mulai dari kandungan hingga akhir hayatnya.

Ida Bagus Alit Wiratmaja menerangkan, dalam agama Hindu, orangtua memiliki tiga tanggung jawab kepada anaknya.

"Pertama, tanggung jawab dari kehamilan dan melahirkan, (misalnya) ada upacara 3 Bulanan. Memasuki masa Brahmacari (masa menerima pendidikan), tanggung jawab kedua adalah potong gigi. Tanggung jawab ketiga adalah ketika menikahkan anaknya," jelasnya.

Adapun tugas si anak adalah ketika orangtuanya meninggal, yakni melaksanakan upacara ngaben. 

Baca juga: Hanya Orang Sakit Gede yang Senang Lihat Bali Macet Lagi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com