Trek awal dengan berjalan kaki masih di sekitar perkebunan penduduk. Sepeda motor sebenarnya masih bisa melaju di jalan yang cukup luas. Namun, jalur ini khusus warga yang hendak ke kebun atau mencari rumput.
Jalan setapak yang hanya bisa dilalui manusia mulai Kompas.com tapaki setelah sampai di pompa air. Jalan muai menanjak di punggung perbukitan.
Selanjutnya, jalan ada di tengah padang rumput. Sesekali warga yang mencari rumput masih bisa dijumpai. Konisi jalan masih nyaman dilalui. Tidak banyak tanjakan.
Sekitar 40 menit berjalan atau 08.40 WIB, Kompas.com sampai di Pos 2. Terdapat bangunan pompa air di sana. Karena belum lelah, Kompas.com meneruskan perjalanan.
Baca juga: Itinerary Pendakian 3 Hari 2 Malam di Gunung Rinjani
Usai Pos 2, jalur berada di tengah semak. Rerumputan yang basah pun bisa membuat pakaian ikut basah. Meski rermputan cukup rimbun, jalan setapak masih cukup jelas.
Setelah kawasan semak, perjalanan memasuki hutan dengan lumut di batang pepohonannya. Mulai dari sini, jalan mulai menanjak cukup terjal.
Kondisi hutan juga cukup rapat, sehingga terasa lembap. Terlebih, saat cahaya matahari terhalang punggungan bukit atau kabut.
Setelah melibas tanjakan selama kurang-lebih 40 menit atau pukul 09.20 WIB, Kompas.com akhirnya tiba di Pos 3 Mbandulan. Ini merupakan area camping yang bisa memuat beberapa tenda.
Sekitar 5 menit kemudian, Kompas.com melanjutkan perjalanan. Ada percabangan di sini, satu menuju area camping Mbandulan, satu lagi langsung menuju puncak. Kompas.com mengambil arah ke puncak.
Kondisi jalan masih sama. Namun, kali ini jalan setapak di hutan usai pos 3 cukup tertutupi daun yang gugur. Pendaki harus bisa membedakan mana jalan yang benar atau sekadar percabangan menuju jalan buntu.
Baca juga: Suhu Kaki Gunung Rinjani 12 Derajat Celsius, Ini Imbauan untuk Pendaki
Menjelang puncak, jalur lebih menanjak. Pendaki terkadang harus memilih antara 2 jalur, satu yang terjal dan satu lagi lebih landau, tetapi memutar.