Lihat Mobil Kepresidenan Sejak Era Soekarno Bisa Mampir ke Sarinah

KOMPAS.com - Jelang Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia (HUT ke-77 RI), masyarakat bisa datang melihat mobil-mobil kepresidenan yang pernah digunakan oleh Presiden RI sejak era Soekarno, hingga yang terbaru masih digunakan oleh Presiden Joko Widodo.

Pameran Arsip dan Mobil Kepresidenan RI digelar oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat sejak 13 Agustus 2022 hingga 22 Agustus 2022.

Baca juga: 7 Wisata Sejarah Kemerdekaan RI, Pas Dikunjungi Saat 17 Agustus 

"Ini adalah rangkaian (kegiatan) selama bulan kemerdekaan,” ucap Menteri Sekretaris Negara, Pratikno saat membuka Pameran Arsip dan Mobil Kepresidenan, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/8/2022).

Pameran bertajuk "Indonesia Merdeka" ini gratis untuk umum dan bisa dikunjungi sesuai jam operasional Sarinah, yakni mulai pukul 08.00 WIB-20.00 WIB.

Baca juga:

• 5 Wisata Jakarta dan Sekitarnya dengan Promo Spesial 17 Agustus
• 20 Ide Lomba 17 Agustus yang Unik dan Meriah 

ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO Pengunjung berfoto dengan salah satu mobil kepresidenan yang dipamerkan pada Pameran Arsip dan Mobil Kepresidenan RI di Sarinah, Jakarta, Sabtu (13/8/2022). Pameran tersebut digelar dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.

Adapun area untuk pameran mobil kepresidenan berada di parkir lobi selatan Gedung Sarinah.

"Jadi mobil-mobil tersebut adalah mobil yang dipakai oleh tujuh Presiden Indonesia sesuai masanya," tutur Kepala Biro Tata Usaha dan Arsip Kepresidenan, Sinta Puspitasari saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: 30 Ucapan HUT Ke-77 RI, Cocok untuk Dibagikan ke Media Sosial 

Pameran arsip negara

dokumentasi Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman Pameran Arsip dan Mobil Kepresidenan di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat mulai 13-22 Agustus 2022.

Sedangkan untuk pameran arsip, terdiri atas 44 berkas arsip tekstual, 104 arsip foto, 4 arsip video, dan 2 arsip audio.

Koleksi arsip tersebut menampilkan kisah perjalanan para Kepala Negara dalam menjawab tantangan yang harus dihadapi Indonesia bahkan dunia.

Baca juga: 11 Tradisi Unik Perayaan 17 Agustus dari Berbagai Daerah di Indonesia

Pameran arsip ada di tiga lokasi. Lokasi pertama di Ground Floor, menampilkan arsip era Presiden Soekarno yang menekankan pada cerita bagaimana ia membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, tidak saja merdeka dari belenggu penjajahan, tapi juga belenggu kebodohan.

Berikutnya di Lantai 1, ada kisah bagaimana Presiden Joko Widodo berupaya mengendalikan dan mengatasi pandemi Covid-19 yang mengancam stabilitas ekonomi bangsa.

Dalam arsip-arsip yang ditampilkan, tergambar bagaimana Presiden Joko Widodo memimpin langsung untuk menjawab tantangan pandemi ini.

Baca juga:

• Art Jakarta 2022 Digelar Akhir Agustus
• Aturan Pasang Bendera Merah Putih Saat 17 Agustus

Sedangkan yang terakhir ada di Lantai 3, menampilkan arsip-arsip masa Presiden Soeharto, yang berupaya mengendalikan laju populasi di Indonesia melalui program KB (keluarga berencana), hingga mengatasi laju inflasi melalui Gerakan Gemar Menabung.

Di lantai 3 juga terdapat arsip dari masa kepemimpinan Presiden Habibie yang meletakkan dasar, atau pondasi demokrasi di Indonesia melalui kebijakan kebebasan pers.

 

 

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Lalu ada arsip kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, menunjukkan kebijakan-kebijakan yang ditempuh dalam upaya menjaga integrasi NKRI dan penyatuan keberagaman.

Selain itu, pengunjung juga bisa menemukan arsip Presiden Megawati, yang menggambarkan tonggak sejarah terwujudnya Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden secara langsung serta upaya pemberantasan korupsi dan terorisme.

Baca juga: 17 Agustus 2022 HUT Keberapa RI? Simak Sejarahnya 

Hingga, arsip dari masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menunjukkan upaya mempertahankan stabilitas ekonomi pasca bencana Tsunami Aceh.