KOMPAS.com - Pariwisata atau perjalanan saat ini sudah banyak disebut dengan healing, tidak lagi sekedar traveling. Ada beberapa tren healing yang belakangan sedang meningkat di Indonesia.
Menurut data dari Google Search, topik travel yang mengandung kata healing naik hingga 500 persen pada 2022 dibandingkan 2021.
Travel Industry Analyst Google Indonesia Vania Anindiar mengatakan, saat ini makin banyak masyarakat Indonesia menyebut traveling sebagai healing.
Baca juga: Tren Pariwisata Indonesia Menurut Google, Healing Jadi Kata Populer
Hal ini dinilai sebagai bentuk pemaknaan perjalanan yang makin dalam, seperti untuk refleksi diri atau memperbaiki kesehatan jiwa.
"Jadi banyak ngomongnya bukan 'Aku traveling ke Bali, tapi aku lagi healing ke Bali', atau healing trip ke mana," ujar Vania, dalam Press Briefing Google World Tourism Day virtual, Senin (26/9/2022).
Dari istilah healing tersebut, ada beberapa tren yang juga ikut muncul. Di antaranya yaitu wisata olahraga (sport tourism), pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism), dan penginapan dengan konsep open space.
Berikut ini adalah tren terkini pariwisata di Indonesia:
Co-Founder & CMO tiket.com Gaery Undarsa mengatakan bahwa wisata olahraga (sport tourism) menjadi salah satu kegiatan yang paling banyak dilakukan wisatawan saat healing.
"Kalau favorit healing, sport tourism itu lumayan naik daun. Banyak daerah yang itu (wisatawan) pergi buat sepedaan doang, contohnya Magelang, Malang, Bali, itu jadi destinasi yang lumayan populer buat sepeda," ujar Gaery.
Baca juga: 6 Destinasi Wisata Disiapkan untuk Sport Tourism, Ada F1 di Danau Toba
Selain bersepeda, kata dia, kegiatan seperti menyelam dan aktivitas wisata olahraga lainnya juga sedang naik daun belakangan ini.
"Berhubungan dengan nature (alam), camping, hiking, trekking. Karena pandemi, mulai banyak pertumbuhan kegiatan seperti camping, trekking lumayan naik daun," imbuhnya.
Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism secara umum trennya juga meningkat di Indonesia beberapa waktu belakangan.
Vania menjelaskan, secara umum perhatian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan mulai mengalami peningkatan yang cukup kuat. .
"Jadi mulai ada concern tentang carbon footprint pesawat, hotel eco lodge yang AC-nya terbatas. Secara global iya sudah terjadi, kalau di Indonesia sudah mulai," tutur Vania.
Meski dari segi volume kesadaran masyarakat Indonesia pada sustainable tourism masih belum sebesar pergerakan dunia, sudah mulai terlihat pertumbuhannya. Terutama menjelang hari peringatan tertentu seperti Earth Day, jelas dia.
Baca juga:
Senada, Gaery menyebut bahwa masyarakat mulai tertarik dengan penginapan yang mengusung konsep sustainable tourism.
"Jadi hotel-hotel mana yang lebih sustainable dari cara operasional, bahkan ada destinasi dan akomodasi yang sustainable banget. Peningkatan demand ada walaupun secara jumlah belum sangat signifikan," kata Gaery.
Namun, ia menambahkan, sudah ada kesadaran dari masyarakat Indonesia secara umum. Apalagi, banyak unsur yang menekan perhatian kepada keterkaitan isu keberlanjutan, seperti polusi udara, BBM, dan lainnya.
GM of Online Distribution and Revenue Management Santika Indonesia Hotels & Resort Agustino Fernando mengatakan, tren healing juga berdampak pada tren pencarian penginapan.
Dari pihaknya melihat bahwa penginapan dengan konsep terbuka (open space) yang dekat dengan alam, semakin banyak diminati.
"Dari sisi tren, ada, hotel-hotel kami yang open space jadi populer, kaya yang ada di Garut. Jadi area-area yang dicari itu yang cocok buat healing," tutur Fernando.
Baca juga: Daftar 15 Resor Terbaik di Asia, 4 dari Indonesia
Artinya, banyak dari pengguna hotel grup Santika yang mencari penginapan tidak hanya dari segi kamar, tetapi juga pemandangan (scenery) di sekitar.
Lihat postingan ini di Instagram
Fernando menyampaikan, penginapan open space di Garut menyediakan kamar dengan pemandangan langsung ke arah luar dan melihat panorama alam yang indah. Kolam air panasnya sendiri juga tersedia di alam.
Adapun konsep open space pada dasarnya merupakan variasi untuk rumah yang memakai konsep ruang terbuka, tanpa sekat dan pembatas ruangan, seperti dinding.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.