KOMPAS.com - Setelah sekitar 10 tahun membuka pintu wisata untuk pelancong, Batu Katak kini resmi ditetapkan menjadi Desa Wisata.
Sejumlah paket aktivitas wisata pun ditawarkan pada calon pengunjung. Ada trekking, camping, tubbing, hingga caving.
Baca juga: 5 Kegiatan Wisata di Batu Katak Bohorok Langkat, Bisa Jelajah Goa
Ngalemi Sinuraya, Ketua Lembaga Ekowisata Batu Katak menuturkan, dirinya berharap Batu Katak dapat dikenal luas sebagai destinasi ekowisata di Indonesia.
Sebagai bentuk kesiapannya, Desa yang terletak di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara juga menyediakan sejumlah akomodasi.
Mulai dari Batu Katak Guest House, Orchid Bungalow, Jungle River & Camping Ground, Bolang Mando Guest House, Bolang Tarigan GuestHouse, dan Sapo Lazy Guest House.
Wisatawan pun bisa menikmati sajian khas Karo, suku batak mayoritas di Langkat, berupa Ikan Mas Acemi, Tasak Telu, serta Sirup Asam Gelugur.
Selengkapnya, simak sembilan paket aktivitas ekowisata di Batu Katak yang disampaikan langsung oleh Ngalemi dalam rangka Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center, proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Jumat (23/9/2022) berikut ini.
Baca juga: 3 Tips Trekking di Gunung Kapur Batu Katak, Langkat
Pengelola Batu Katak menawarkan jelajah goa air selama lima jam, terbagi menjadi 180 menit trekking dan 120 menit caving.
Wisatawan akan diajak menyusuri hutan, menjelajahi goa, melihat stalaktit dan stalagmit, serta melihat satwa dalam goa.
Fasilitas berupa alat perlindungan diri (APD), air mineral, buah, P3K, dan makan siang pun disiapkan.
Baca juga: Trekking di Gunung Kapur Batu Katak, Langkat dengan Jalur yang Menarik
Selain itu, wisatawan juga bisa memilih paket dengan durasi yang sama, dengan tambahan tubbing dan fasilitasnya bila memilih paket wisata ini.
Ada tiga pilihan yang ditawarkan untuk paket ekowisata ini, yakni trekking penuh selama satu hari, trekking selama tiga jam, dan camping dilengkapi caving dan tubbing selama dua hari satu malam.
Wisatawan dapat menjelajah hutan Gunung Kapur hingga berkesempatan melihat fauna dan flora langka di sini.
Amorphopallus titanium merupakan salah satu flora paling populer di kawasan hutan Gunung Kapur. Bunga ini akan mekar setiap tujuh tahun sekali.
Jumlah amorphopallus titanium di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) saat ini diketahui mencapai 10.000 tanaman.
Baca juga: Kolam Abadi Langkat, Wisata Air Jernih Seperti Kaca
Jika ada yang mekar selama satu minggu, wisatawan bisa melihat langsung indahnya bunga bangkai ini dengan melakukan trekking lebih dulu.