Setelah kurang lebih satu jam, saatnya berjalan sedikit menuju rumah Pengasingan Sutan Sjahrir.
Letaknya tidak jauh dari Rumah Budaya Banda Neira, yang berseberangan dengan Delfika Guesthouse.
Rumah bergaya Eropa ini terdiri dari bangunan utama dan bangunan di belakang. Pada bangunan utama, terdapat museum yang memamerkan koleksi foto-foto Bung Sjahrir dari muda hingga dewasa.
Baca juga: 8 Wisata Morotai di Maluku Utara, Telusuri Peninggalan Perang Dunia II
Ada juga beberapa benda lain seperti mesin tik di meja kerja yang digunakan beliau untuk menulis surat atau pemikiran tentang pergerakan perjuangan Indonesia, dan alat musik gramofon.
Selanjutnya, tujuan akhir sebelum makan siang adalah Gereja Tua Banda Neira. Sesuai namanya, gereja ini merupakan salah satu gereja tertua yang ada di Kepulauan Banda, dan masih aktif digunakan hingga saat ini.
Dibangun oleh Belanda pada tanggal 20 April 1873, Gereja Tua menggunakan gaya Eropa dengan adanya pilar-pilar di teras depan yang berbentuk doria.
Baca juga: 5 Rekomendasi Penginapan di Kepulauan Kei Maluku, Ada yang di Tepi Pantai
Pada lantai gereja, terdapat beberapa nisan yang terbuat dari batu andesit, dipenuhi tulisan dengan bahasa Belanda.
Pada halaman belakang bengunan benteng terdapat beberapa makam orang Belanda yang merupakan tokoh agama, saat penyebaran agama Nasrani di Banda Neira.
View this post on Instagram