Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itinerary Seharian di Palembang, Eksplorasi Kawasan Jembatan Ampera

Kompas.com - 11/12/2022, 21:19 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Liburan ke Palembang bisa menjadi pilihan bagi kamu yang gemar mengeksplorasi daerah-daerah di tanah air.

Jika mampir ke kawasan Jembatan Ampera saja, misalnya, ada banyak destinasi yang bisa disinggahi untuk berwisata, belajar budaya, dan kulineran.

Baca juga: 6 Area Wisata di Jembatan Ampera Palembang, Mampir Warung Terapung

Bingung mau ke mana saja saat berada di Bumi Sriwijaya? Intip itinerary seharian di Palembang berikut yang bisa menjadi pilihan.

Sekadar catatan, itinerary berikut lebih nyaman dicoba jika kamu membawa kendaraan. Meski begitu, tempat-tempat yang dicantumkan juga mudah dicapai dengan cepat jika menggunakan transportasi online.

Itinerary seharian di Palembang

Sarapan mi celor

Mengawali hari, kamu bisa mencoba sarapan mi celor, salah satu kuliner khas Palembang.

Mi Celor H M Syafei atau mi celor 26 Ilir.KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Mi Celor H M Syafei atau mi celor 26 Ilir.

Mi celor adalah mi berukuran besar yang dimasak dengan cara dimasukkan ke dalam saringan, lalu dicelup-celupkan -atau dalam Bahasa Palembang "celor", ke dalam panci besar berisi kaldu.

Setelah matang, mi akan dituangkan ke dalam mangkuk lalu diguyur kuah santan pekat dan diberi taburan ebi, taoge, seledri, bawang goreng, serta potongan telur rebus.

Mi Celor HM Syafei bisa jadi pilihan kedai mi celor untuk disinggahi saat berada di Palembang. Kedai ini sudah berdiri sejak tahun 1950-an dan kini sudah memiliki sekitar 10 cabang. Cabang utamanya ada di Jalan Merdeka No. 54. Kamu bisa memilih cabang sesuai lokasi terdekat.

Baca juga: Mencicipi Gurihnya Mi Celor Legendaris di Palembang, Sejak 1950-an

Tim Merapah Trans-Sumatra 2022 sempat mencicipi semangkuk mi celor biasa di cabang Jenderal Sudirman yang dekat dengan tempat kami menginap. Seporsi mi celor biasa dibanderol Rp 24.000, sementara porsi jumbo Rp 36.000.

Jika ingin lebih banyak taburan udang bisa memilih mi celor udang yang dihargai Rp 59.000 dan mi celor spesial Rp 62.000.

Lihat pembuatan pempek di Kampung Tanggo Rajo

Cek Merry, salah satu pemilik kapal terapung di pelataran Benteng Kuto Besak, sedang menggoreng pempek di rumahnya di Kampung Tanggo Rajo, Palembang.KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Cek Merry, salah satu pemilik kapal terapung di pelataran Benteng Kuto Besak, sedang menggoreng pempek di rumahnya di Kampung Tanggo Rajo, Palembang.

Kota Palembang identik dengan kuliner khas lainnya, yakni pempek. Tidak sekadar mencicipinya, saat berkunjung ke Palembang ada baiknya kita ikut mengintip proses pembuatan makanan yang dinikmati dengan kuah cuko itu.

Salah satunya adalah pengunjungi Kampung Tanggo Rajo alias kampung pempek di Kelurahan 7 Ulu, Palembang.

Baca juga: Mengintip Pembuatan Pempek Palembang di Kampung Tanggo Rajo

Jika berangkat dari pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), kita perlu menyeberangi Sungai Musi sekitar 5 menit menggunakan perahu ketek atau speed boat.

Seorang wisatawan menyeberangi Sungai Musi dari pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) menuju Kampung Tanggo Rajo menggunakan perahu ketek, (20/11/2022).KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Seorang wisatawan menyeberangi Sungai Musi dari pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) menuju Kampung Tanggo Rajo menggunakan perahu ketek, (20/11/2022).

Cek Merry, salah satu warga Kampung Tanggo Rajo yang menjual pempek buatannya di pelataran BKB mengatakan, dirinya membuat pempek setiap hari dari pagi hingga sekitar pukul 11.00 WIB.

Pembuatan pepek dimulai dari kapal selam yang berukuran besar sebab membutuhkan waktu lebih lama untuk matang. Kemudian, ia akan menggoreng jenis pempek lain seperti kapal selam, kecil, keriting, batangan (lenjer), dan lainnya.

Baca juga: 25 Tempat Wisata di Palembang, Cocok untuk Liburan

Pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, Cek Merry akan menyeberang ke pelataran BKB untuk berjualan pempek menggunakan perahunya atau yang kita kenal dengan warung apung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com