KOMPAS.com - Generasi Z dan milenial dikatakan menjadi kelompok terbesar yang potensial menjadi target pasar pariwisata, khususnya wisata domestik.
Sebab selain menggemari kegiatan travelling, para kelompok milenial dan gen Z juga memiliki karakteristik yang potensial bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf).
"Generasi milenial dan gen Z dalam bahasa pemasaran (disebut) low hanging fruit. Dari segi nilai enggak tinggi, tapi belinya banyak, artinya purchasing power-nya tinggi," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini.
Baca juga:
Pernyataan itu ia sampaikandalam Rakornas Kemenparekraf 2022 di Grand Sahid, Jakarta, Jumat (16/12/2022).
Menurutnya, gen Z dan milenial merupakan wisatawan generasi baru atau next generation traveller.
Lihat postingan ini di Instagram
Generasi Z, khususnya, dikatakan menjadi konsumen masa depan yang perlu dikenali dan mulai dikenalkan kepada citra Indonesia sebagai destinasi yang relevan dengan mereka.
"Mereka harus dikenalkan soal Indonesia dan berwisata di Indonesia saja, sebagai destinasi yang relevan dengan mereka," imbuhnya.
Lebih lanjut, menurut riset yang diadakan IDN Research Institute tiga bulan lalu, mayoritas dari gen Z dan milenial sensitif terhadap harga, sehingga wisata domestik lebih diminati dibandingkan wisata ke luar negeri.
"Minat domestik lebih tinggi, minat terhadap internasional lebih sedikit. Mungkin mereka bilang (harganya) mendingan di dalam negeri," tutur Made.
Baca juga: Wisatawan Akhir Tahun di Gunungkidul Diprediksi Berdatangan 20 Desember 2022
Selain itu, sambung Made, hal lain yang diperhatikan oleh milenial dan gen Z saat berwisata adalah biaya transportasi.
"Mahal enggak? Kalau murah, langsung nyari tiket, tapi kalau mahal entar dulu deh cari diskonan," lanjutnya.
Sementara itu, dibandingkan dengan generasi di atas mereka yang lebih tua, umumnya generasi tua cenderung akan lebih tidak mempermasalahkan biaya transportasi.
Tak heran, kata Made, milenial berusia 26-40 tahun dan gen Z berusia 13-25 tahun mayoritas memilih kendaraan yang lebih terjangkau. Urutannya untuk wisata domestik adalah menggunakan mobil, pesawat, dan kereta.
"Milenial lebih menyukai menggunakan mobil 52 persen, sedangkan Gen Z lebih menyukai menggunakan pesawat 50 persen," ungkap dia.
Baca juga: 3 Tren Terkini Pariwisata di Indonesia, Ada Sport Tourism
Tak hanya itu, Made memprediksi sport tourism (wisata olahraga) dengan atraksi-atraksi akan menjadi tren wisata ke depan di kalangan generasi muda.
"Dengan sport tourism, mereka bisa berkeliling kalau ada event. Msalnya satu cabor, satu event, dibuat saja 34 event cabor di provinsi. Siapa yang datang? Ya itu milenial dan gen Z," terang Made.
Lebih lanjut, kata dia, nantinya yang datang tidak hanya peserta saja, tetapi juga mereka akan membawa orangtua, kakak, adik, hingga kenalan lainnya.
"Jadi cocok sekali bangga berwisata di Indonesia saja itu menargetkan mereka (milenial dan gen Z)," imbuh dia.