Kawasan Petak Sembilan dipenuhi oleh pedagang yang menjual aneka jenis barang, mulai dari perlengkapan rumah tangga seperti panci, ikan segar, kue kering dan kue keranjang, manisan, perlengkapan ibadah umat Budha dan Konghucu, hingga baju Imlek, serta ornamen yang didominasi warna merah khas Tionghoa.
Di sini, kamu juga bisa menemukan hewan-hewan unik seperti swikee (kodok) dan teripang.
Baca juga: Menyusuri Pusat Kuliner Tionghoa dan Obat Herbal di Petak Sembilan
Adapun penamaan Petak Sembilan, kata Huans, lantaran dulunya hanya ada sembilan petak bangunan di kawasan ini.
"Jadi area ini ibarat kepala naganya. Orang-orang Tionghoa yang punya usaha di sini akan mempertahankan usahanya, sedangkan cabang usahanya buka di tempat lain," papar Huans.
Tak lengkap rasanya jika berwisata ke Pecinan Glodok tanpa mampir ke salah satu vihara tertua di Indonesia, bernama Vihara Dharma Bakti yang dibangun pada 1650.
Nuansa serba merah terlihat dari beberapa aksesori lampion yang telah dipasang, menghiasi tempat ibadah tersebut.
Huans bercerita, ada tragedi kelam pembantaian etnis Tionghoa di tahun 1740, dikenal sebagai Tragedi Pembantaian Angke, yang membuat vihara ini ikut terbakar.
Baca juga: Cara ke Glodok Naik Transportasi Umum, Dekat dari Pusat Kota
Selain itu, vihara juga pernah dilanda kebakaran hebat yang menghanguskan bagian belakang klenteng, tahun 2015 silam.
Sekitar tahun 2019, vihara pun kembali ditata seperti bentuk aslinya. Saat Kompas.com berkunjung ke lokasi pada Jumat (13/1/2023), proses revitalisasi masih berlangsung di bagian samping Vihara Dharma Bakti.
Jika dilihat sekilas, orang akan mengira bangunan Gereja Katolik Santa Maria de Fatima ini adalah sebuah klenteng.
Sebab, dari luar nuansa Tionghoa terasa sangat kental lewat arsitektur dan ornamen detail berwarna merah, kuning, emas, pada bangunan.
Adapun nama Fatima pada gereja ini diambil dari sebuah cerita tentang penampakan Bunda Maria kepada tiga anak gembala di Fatima, Portugal.
Baca juga: Sejarah Kedatangan Etnis Tionghoa dan Cerita di Balik Arti Nama Glodok
Cerita itu tergambar dalam relief Goa Maria di sisi kanan gereja, bersama patung tiga anak tersebut.
"Gereja ini punya sesi ibadah yang pakai Bahasa Mandarin, jadi fungsi gereja juga seperti gereja umumnya," terang Huans.