Kota Semarang mempunyai salah satu kelenteng wisata yang terkenal yakni Kelenteng Sam Poo Kong di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Selain itu, ada kompleks Chinatown yang tidak jauh dari kawasan Kota Lama Semarang.
Pecinan Semarang erat kaitannya dengan pemberontakan etnis Tionghoa di Batavia atau yang dikenal dengan peristiwa Geger Pecinan.
Baca juga: Tujuan Perayaan Cap Go Meh, Tak Cuma Menandai Berakhirnya Imlek
Setelah terjadi pembantaian yang dilakukan Kolonial Belanda, banyak warga Tionghoa yang berpindah dari Batavia ke Semarang. Perpindahan besar-besaran pun terjadi pada 1740.
Sama seperti Petak Sembilan, Pecinan Semarang juga memiliki pasar yaitu Pasar Semawis. Di pasar tradisional ini terdapat banyak gang dengan berbagai macam dagangan khas China yang dijual.
Kelenteng Hong Tiek Hian dapat jadi salah satu pilihan lokasi wisata. Kelenteng ini terkenal sebagai pusat kemeriahan perayaan Imlek, sekaligus kelenteng tertua di Kota Surabaya.
Tidak hanya merayakan di kelenteng, warga Kota Surabaya juga merayakan Imlek dengan beragam aktivitas yang semarak di berbagai pusat perbelanjaan.
Kamu dapat mengunjungi Kya-Kya sebagai surga wisata kuliner khas etnis Tionghoa dan mancanegara.
Baca juga:
Kya-Kya Surabaya atau dikenal dengan Pecinan Surabaya berlokasi di Jalan Kembang Jepun, Bongkaran, Kecamatan Pabean, Kota Surabaya.
Nama Kembang Jepun mulai digunakan pada masa pendudukan Jepang. Alasannya karena di lokasi ini banyak tentara Jepang yang memiliki teman wanita (kembang).
Pedagang Tionghoa pun menjadi bagian dari perkembangan kawasan Kya-Kya di Kembang Jepun ini. Beberapa fasilitas hiburan masa lalu masih bisa dinikmati hingga saat ini, di antaranya Restoran Kiet Wan Kie.
Selanjutnya, ada Pecinan Magelang di Jawa Tengah. Kawasan ini berada sekitar 10 kilometer dari Candi Borobudur.
Tidak hanya menjadi area utama permukiman warga Tionghoa di Magelang, kawasan ini juga menjadi pusat perekonomian Kota Magelang.
Baca juga:
Sebagai informasi, pecinan Magelang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Sama seperti yang lain, pecinan sengaja dibuat untuk melokalisasi warga keturunan Tionghoa.
Saat itu, warga Eropa ditempatkan di bagian barat kota, sedangkan warga Tionghoa ditempatkan di selatan alun-alun, dan warga Arab berada di sisi barat alun-alun.
Di kawasan Pecinan Magelang kamu akan menemukan banyak bangunan yang masih mempertahankan gaya arsitektur awal 1900-an.