KOMPAS.com - Kota Surakarta atau Kota Solo memiliki sejumlah museum yang bisa dikunjungi wisatawan. Museum tersebut memiliki beragam koleksi sesuai dengan tema masing-masing.
Wisatawan yang berkunjung ke Kota Solo bisa mendatangi museum sebagai alternatif destinasi wisata. Selain berwisata, pengunjung museum bisa menambah wawasan dari berbagai koleksi museum.
Baca juga: 4 Rangkaian Acara HUT Solo ke-278, Kirab hingga Festival Jenang
Baca juga: Kirab Boyong Kedaton 2023 Akan Meriahkan HUT ke-278 Kota Solo
Berikut 15 museum di Solo seperti dirangkum Kompas.com. Menariknya, salah satu museum merupakan museum tertua di Indonesia yang usianya mencapai 133 tahun.
Keraton Surakarta merupakan ikon wisata Kota Solo. Lokasinya berada di Jalan Kamandungan, Baluwarti, Kecamatan, Pasar Kliwon, Surakarta.
Kompleks Keraton Surakarta terdiri dari beberapa bagian, salah satunya museum. Pengunjung bisa menjumpai koleksi benda-benda peninggalan raja-raja terdahulu seperti senjata kuno, alat kesenian, kereta kencana, topi kebesaran para raja, alat masak abdi dalam, dan lainnya.
Baca juga: Keraton Surakarta Akan Gelar Kirab Agung Peringatan Raja Naik Tahta, 16 Februari 2023
Berdasarkan informasi dari laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Museum Keraton Surakarta terbagi menjadi dua bangunan utama, yakni di bagian barat dan timur.
Wisatawan bisa mengunjungi Museum Pura Mangkunegaran yang berada di dalam kompleks Istana Mangkunegaran. Tepatnya di bangunan utama bernama Dalem Ageng.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Pura Mangkunegaran, museum ini menyimpan koleksi benda-benda bersejarah milik Pura Mangkunegaran yang dikumpulkan sejak 1926. Museum Pura Mangkunegaran dibuka untuk umum pada 1968 dan dikelola oleh Pariwisata Mangkunegaran.
Baca juga: 6 Aktivitas Wisata di Pura Mangkunegaran, Tempat Resepsi Kaesang-Erina
Setiap pengunjung museum akan ditemani oleh seorang pemandu (guide) berkeliling bangunan-bangunan utama. Meliputi, Pendopo Ageng, Pringgitan, Dalem Ageng, Keputren, dan Pracimoyoso.
Sejumlah koleksi di Pura Mangkunegaran antara lain, perhiasan milik raja dan permaisuri berupa anting, cincin, kalung, subang, gelang tangan, gelang bahu, jam, rantai, badong, dan perlengkapan menari. Selain itu, terdapat koleksi senjata seperti pedang, keris, tombak, dan perlengkapan berburu.
Pengunjung Monumen Pers Nasional dapat melihat sejarah perkembangan pers di Indonesia. Melansir dari laman resminya, museum ini menyimpan benda-benda bersejarah yang terkait pers, seperti koran dan majalah kuno.
Adapula koleksi barang terkait pers, seperti mesin ketik, pemancar radio, kamera, hingga memorabilia sejumlah tokoh wartawan nasional.
Selain koleksi, Monumen Pers Nasional juga memiliki perpustakaan dan ruang baca media cetak atau digital. Perpustakaan berada di lantai dua dan memiliki ribuan koleksi buku, dari sastra hingga referensi.
Baca juga: 7 Taman di Solo Buat Nongkrong, Ada yang Baru Diresmikan
Sementara, ruang baca media cetak atau digital berada di bagian belakang museum dan menyediakan layanan baca surat kabar atau majalah dari seluruh Indonesia secara gratis.
Di ruang baca ini pula, pengunjung dapat membaca koran atau majalah kuno yang sudah didigitalisasi lewat komputer layar sentuh. Lokasi Monumen Pers Nasional berada di Jalan Gajahmada No.59, Timuran, Kecamatan Banjarsari.
Di Museum Keris Nusantara, pengunjung bisa melihat 409 koleksi keris berbagai jenis dan ukuran.
Mengutip Kompas.com (13/2/2022), selain keris pengunjung bisa melihat koleksi 38 tombak dan benda-benda pusaka bersejarah lainnya di museum yang diresmikan pada 2017 ini.
Bukan hanya wujud bendanya, pengunjung juga bisa mendapatkan informasi tentang keris dan benda pusak lainnya.
Lokasi Museum Keris Nusantara berada di Jalan Bhayangkara No.2, Sriwedari, Kecamatan Laweyan.
Museum Radya Pustaka adalah sebuah museum tertua di Indonesia yang berdiri sejak 28 Oktober 1890, seperti dikutip dari laman resminya. Jadi, usianya mencapai 133 tahun.
Lokasinya berada di Jalan Slamet Riyadi No.275, Sriwedari, Kecamatan Laweyan.
Baca juga: Radya Pustaka di Kota Solo, Museum Tertua Indonesia
Museum Radya Pustaka memiliki lebih dari 500 koleksi baik benda maupun pustaka, yang berusia puluhan hingga ratusan tahun. Semua koleksi tersebut terbagi dalam 12 ruangan.
Bangunan museum hampir tidak banyak berubah dari bangunan aslinya. Gedung bergaya arsitektur Belanda masih dipertahankan dengan perpaduan warna khas ala keraton yaitu putih, biru tua, dan kuning emas yang menjadi ciri khas museum ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.