KOMPAS.com - Asuransi perjalanan masih dipandang sebelah mata sebagai salah satu perlengkapan yang baiknya ada saat berwisata ke luar maupun di dalam negeri.
Seperti disampaikan Ketua ASTINDO, Pauline Suharno, masyarakat Indonesia biasanya baru akan membeli asuransi perjalanan ini bila menjadi syarat wajib untuk memasuki suatu negara atau kawasan. Misalnya saja saat berwisata di masa pandemi Covid-19.
Baca juga:
"Orang Indonesia itu kan kayaknya kalau disuruh beli asuransi perjalana, kalau compulsary (wajib) baru beli, jarang sekali orang yang willing (berkeinginan) beli asuransi perjalanan ketika itu tidak compulsary," kata Pauline kepada Pauline.
Pernyataan itu ia sampaikan kepada Kompas.com pada acara ASTINDO Travel Fair 2023 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (24/2/2023).
Menurut dia, wisatawan menilai asuransi perjalanan ini tidak terlalu penting karena beberapa faktor.
Beberapa di antaranya adalah durasi perjalanan yang hanya beberapa hari saja, hingga mengganggap biaya perobatan di daerah yang tujuan masih dapat dijangkau.
"Udahlah, nggak usahlah, cuma pergi sebentar, berobat di sana murah. Kayaknya (wisatawan) enggak takut, kalau nggak compulsary," tambahnya.
Baca juga: Marak Kecelakaan Kapal Wisata, Pemerintah Diimbau Wajibkan Asuransi Perjalanan
Hal senada juga dikatakan oleh Deputi Direktur Marketing BCAinsurance Willy. Ia membeberkan, tingginya animo wisatawan Indonesia untuk membeli asuransi perjalanan saat pandemi Covid-19.
"Pada saat Covid-19, beberapa negara mewajibkan yang namanya asuransi perjalanan, nah kalau sudah ada kata wajib (mandatory) biasanya para traveler jadi membeli," imbuhnya dalam kesempatan serupa.
Saat berwisata baik di dalam maupun luar negeri, asuransi perjalanan bisa melindungi diri dan keluarga dari situasi yang tidak terduga.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.