Melihat situasi ini, Prabu Damar Mayo kemudian mengutus putra mahkotanya bernama Joko Bandung untuk maju melawan Kerajaan Prambanan.
Menurut cerita, Joko Bandung merupakan sosok putra mahkota yang tidak menyukai peperangan. Ia lebih sering bersemedi di dalam gua mengasingkan diri dari kecamuk perang.
Akan tetapi melihat peperangan yang semakin banyak memakan korban, alhasil Joko Bandung mau menuruti titah sang ayah untuk ikut berperang melawan Kerajaan Prambanan.
Dalam perjalanan menuju Kerajaan Prambanan, pasukan Joko Bandung dihadang oleh sosok raksasa bernama Bondowoso. Pertarungan tersebut berakhir dimenangkan oleh Joko Bandung.
Baca juga: Memahami Makna Relief Candi Prambanan tentang Kisah Ramayana
Namun, sebelum menemui ajalnya, Bondowoso meminta agar jiwanya diizinkan masuk ke dalam tubuh Joko Bandung. Setelah diizinkan, tubuh Joko Bandung menjadi makin kuat.
Sayangnya, selain melebur bersama kekuatan Bondowoso, Joko juga melebur bersama sifat Bondowoso yang angkuh. Dari situlah nama Joko berubah menjadi Joko Bandung Bondowoso.
Singkat cerita, Bandung Bondowoso berhasil memukul mundur pasukan Kerajaan Prambanan dan bahkan berhasil membunuh raja Kerajaan Prambanan, yaitu Prabu Ratu Boko.
Masih dalam masa kemenangannya melawan Kerajaan Prambanan, suatu hari Bandung Bondowoso melihat sosok Roro Jonggrang, putri dari Prabu Ratu Boko. Melihat kecantikan Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso pun jatuh hati dan hendak meminang Roro Jonggrang menjadi istrinya.
Mengetahui Bandung Bondowoso, sosok yang telah membunuh ayahnya, hendak melamar dirinya, Roro Jonggrang marah. Namun hal itu justru ia manfaatkan untuk menjatuhkan Bandung Bondowoso.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Sekitar Candi Prambanan, Cocok untuk Libur Akhir Tahun
Roro Jonggrang mengatakan akan menerima lamaran Bandung Bondowoso dengan dua syarat, yaitu ia membangun sebuah sumur tanpa dasar dan 1.000 candi dalam satu malam.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.