Mulanya Kompas.com masuk dari arah samping gedung. Di lokasi tersebut terdapat dua ruangan yang dipenuhi barang-barang rusak, di antaranya ban bekas, tripleks lapuk, dan beragam potongan perabot berbahan kayu yang tak layak dipakai.
Berpindah ke ruangan sebelah, bagian dalam ruangan terlihat kosong, hanya ada beberapa potongan kayu yang diletakkan di dekat pintu.
Baca juga: Museum Multatuli Rangkasbitung, Museum Anti Kolonialisme Pertama di Indonesia
Dari arah depan gedung, terdapat sebuh motor usang yang diselimuti debu tebal.
Menurut pengakuan salah satu penjaga keamanan di Rumah Sakit Umum Dr Adjidarmo, Saeful, bangunan tersebut dulu pernah difungsikan sebagai puskesmas saat dirinya masih kecil.
"Dulu tempat ini puskesmas, saya dulu sering main ke sini saat masih kecil," kata Saeful saat menemani Kompas.com di lokasi, Sabtu (26/5/2023).
Kondisi bekas rumah Multatuli ini terlihat memprihatinkan, apalagi rumah Multatuli juga tercatat sebagai cagar budaya.
Bahkan, di depan gedung juga terdapat plang "Cagar Budaya" yang tak lagi berdiri tegak. Besi plangnya sudah karatan dan disandarkan ke sebuah tiang.
Baca juga: Panduan Lengkap ke Museum Multatuli di Rangkasbitung
Di plang tersebut ditulis bahwa rumah Multatuli tercatat sebagai cagar budaya dan sudah dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Usai berkeliling sekitar 20 menit, Kompas.com memutuskan untuk keluar dari kawasan rumah sakit dan bertolak ke Stasiun Rangkasbitung untuk kembali ke Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.