Dilansir dari Kompas.id, mangrove telah menjadi bagian dari kehidupan penduduk Lantebung, bahkan sebelum tahun 1970-an.
Namun, seiring bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan akan lahan tempat tinggal, mangrove pun mulai dihabiskan.
Hal tersebut berdampak terhadap kondisi tempat tinggal penduduk, khususnya berkaitan dengan abrasi (pengikisan), menurut inisiator sekaligus pegiat konservasi mangrove di Lantebung, Saraba.
Baca juga:
"Saat musim barat di mana ombak dan angin cukup kencang, rumah-rumah bisa rusak. Bahkan, pernah terjadi bencana cukup besar sehingga sebagian rumah warga rusak berat akibat angin dan ombak,” terang Saraba.
Pada akhirnya, berkat upaya Saraba, penduduk memahami peran penting mangrove dalam kehidupan mereka. Ia pun juga mengajak sejumlah pihak, termasuk pelajar, untuk belajar mengenai mangrove dan menanamnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya