Ari menyampaikan, Peter banyak berbicara mengenai struggle atau permasalahan yang sering dihadapi anak-anak zaman sekarang.
"Contohnya kasus-kasus untuk yang sering terjadi di kalangan remaja milenial sekarang, kadang dia tidak bisa menempatkan posisinya di lingkungan," tutur Ari.
Hal ini, kata dia, terutama terjadi di lingkungan hustle culture yang jamak terjadi di perkotaan dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi.
Dilaporkan Kompas.com, Rabu (8/12/2021), hustle culture adalah standar di masyarakat yang menganggap, seseorang bisa mencapai sukses kalau benar-benar mendedikasikan hidup untuk pekerjaan.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Bandung Dekat Gedung Sate, Mampir ke Braga
Keadaan ini diperkuat efeknya dengan sistem kapitalis yang menggadang-gadang kesuksesan sebagai ukuran keberhasilan hidup seseorang.
Dengan demikian, warna-warni dari kesuksesan tersebut menjadi sebuah standar yang dirasa wajar dikejar dalam hidup.
"Nah dalam proses mengejar standar tersebut, banyak anak muda yang rela mengorbankan identitas aslinya dengan menggunakan topeng untuk mencapai sesuatu atau diakui. Misalnya terpaksa beli barang branded (bermerek)," terang Ari.
Akibatnya, banyak anak muda yang kesehatan mentalnya terganggu dikarenakan dia tidak menjadi dirinya sendiri sehingga mengalami kelelahan mental.
"Kebanyakan karya-karya Peter dengan Redmiller membahas isu-isu yang seperti itu," ucapnya.
Melalui Behind Those Eyes, pengunjung diajak untuk menjalani sebuah experience (pengalaman) dengan menelusuri warna-warni neon.
Hal tersebut diharapkan bisa meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.
"(Pameran ini) terdiri dari lima area yang membahas isu sosial itu dalam medium lukisan, instalasi neon art, sketsa, performans, grafiti, dan teks-teks," kata Ari.
Baca juga: 30 Wisata Bandung untuk Libur Panjang, Banyak Tempat Asri Bernuansa Alam
Ia menjelaskan, pameran ini bermaksud mengaiak anak muda untuk merefleksikan kembali mengenai jati diri mereka.
Tidak hanya itu, mereka juga diharapkan bisa merefleksikan kembali apa yang penting dan kurang penting dalam perjalanan hidup mereka, terutama dalam lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal.
"Behind Those Eyes juga akan disi oleh program-program kreatif, di antaranya program open call kegiatan mini pameran, seminar, dan workshop-workshop (lokakarya) seputar seni," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.