Jembatan Merah merupakan saksi perjuangan arek-arek Surabaya melawan tentara sekutu pada pertempuran 10 November 1945. Bahkan, jembatan ini merupakan lokasi tewasnya pimpinan tentara sekutu, AWS Mallaby dalam baku tembak, seperti dikutip dari website Pemerintah Kota Surabaya.
Jembatan yang melintas di atas Kali Mas ini, dibangun untuk menghubungkan Surabaya bagian timur dan barat. Jembatan yang identik dengan warna merah ini, dibangun pada 1809 pada era Gubernur Jendral Deandels.
Selain menyimpan banyak sejarah, Jembatan Merah juga menjadi lokasi wisata. Pengunjung bisa menjumpai bangunan tua yang digunakan sebagai gedung perkantoran.
Kampung Peneleh disebut sebagai kampung tertua di Surabaya, seperti dikutip dari Kompas.com (23/2/2022). Kampung yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya ini, memiliki sejumlah tempat bersejarah.
Salah satunya adalah rumah kelahiran Presiden Soekarno, yang berada di Jalan Pandean IV Nomor 50, Kelurahan Peneleh. Rumah itu telah ditetapkan menjadi cagar budaya nasional.
Kemudian, kediaman Haji Oemar Said Tjokroaminoto yang merupakan seorang nasional sekaligus guru Soekarno. Di Kampung Peneleh juga berdiri Masjid Jamik, yang merupakan peninggalan Sunan Ampel.
Baca juga:
Gedung Siola kini dikenal sebagai Museum Surabaya yang berisi koleksi benda-benda bersejarah tentang Kota Pahlawan, seperti dikutip dari Kompas.com (10/11/2021).
Gedung yang berada di Jalan Tunjungan, Kecamatan Genteng, Surabaya ini, memiliki sejarah yang panjang. Gedung Siola dibangun pada 1877 oleh investor Inggris bernama Robert Laidlaw yang juga merupakan pemilik Whiteaway Laidlaw & Co, perusahaan ritel besar dunia saat itu.
Gedung Siola sempat diambil alih oleh Jepang, kemudian diganti nama yakni Toko Chiyoda. Pada November 1945, Gedung Chiyoda digunakan sebagai markas dan basis pertahanan rakyat Surabaya dari gempuran pasukan sekutu.
Setelah melalui perjalanan panjang, Gedung Siola ditetapkan sebagai Museum Surabaya sejak 2015 lalu.