Mayoritas penduduk Desa Cipta Karya adalah suku Dayak Bakati Palayo da Rara Gunung, berdasarkan informasi dari website resminya. Jumlahnya mencapai 78 persen dari total penduduk.
Adapun jumlah penduduk Desa Cipta Karya yakni 4004 jiwa, yang terdiri dari 2.036 laki-laki dan 1.968 perempuan, berdasarkan data pada Januari 2023.
Mayoritas penduduk bertumpu pada sektor pertanian dengan menggarap perkebunan, ladang, dan sawah. Sejumlah hasil kebun di Desa Cipta Karya antara lain karet, kakao, lada, dan jagung.
Desa Cipta Karya mempunyai sejumlah destinasi wisata alam, antara lain Sepadang Hill, air terjun Riam Palayo, Bukit Pajamet, dan Hutan Adat Kalong.
Salah satu wisata andalan Desa Cipta Karya adalah Sepadang Hill. Berdasarkan informasi dari Antara, obyek wisata ini berhasil masuk dalam nominasi enam terbaik Anugerah Pesona Indonesia (API) 2021 untuk kategori dataran tinggi.
Sepadang Hill merupakan dataran tinggi yang masih sangat asri. Untuk mencapai bukit ini, wisatawan perlu menempuh perjalanan sepanjang 1.800 meter.
Sepanjang pendakian, wisatawan bisa menjumpai hutan bambu hampir setengah perjalanan menuju puncak bukit, dengan ketinggian 500 meter ini.
Baca juga:
Masyarakat Desa Cipta Karya masih melestarikan sejumlah prosesi adat, salah satunya adalah basansam. Tradisi ini merupakan prosesi adat untuk membersihkan kampung dari segala hal yang tidak baik, seperti penyakit, hama, malapetaka, dan sebagainya.
Setelah ritual adat, maka akan ada sesajen yang dihanyutkan ke sungai di ujung desa. Menariknya, warga beramai-ramai mengantarkan sesajen tersebut dengan mengenakan pakaian adat.
Setelah itu, desa akan ditutup selama satu sampai tiga hari, bergantung dari tujuan adat basansam tersebut.
Selain tradisi besansam, pengunjung bisa menemukan beragam atraksi budaya di Desa Cipta Karya. Meliputi, atraksi sumpitan, pembuatan alat musik sape, dan permainan pangka gasing.
Sape merupakan alat musik tradisional khas suku Dayak, terbuat dari kayu aro atau adau, kayu marong, dan kayu pelantan yang banyak ditemukan di hutan Kalimantan.
Kayu tersebut telah teruji kualitasnya, lebih ringan, tidak mudah patah, dan memiliki kualitas akustik yang baik. Cara pembuatan sapek cukup rumit karena harus dipahat dengan seni ukiran khas Suku Dayak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.