Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulihan Kawasan Bromo Akibat Karhutla Butuh Waktu hingga 5 Tahun

Kompas.com - 22/09/2023, 06:42 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menuturkan, proses pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo di Jawa Timur akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bisa memerlukan waktu tiga hingga lima tahun.

Periode yang cukup panjang tersebut diperlukan agar pepohonan asli yang ada di sana dapat tumbuh secara optimal. 

"Untuk pohon-pohon asli di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seperti cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun," ujar Kepala Balai Besar TNBTS Hendro Widjanarko di Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (21/9/2023), seperti dikutip dari Antara.

Baca juga: Dampak Kebakaran di Bromo, Pendapatan Negara Turun hingga 40 Persen

Lebih lanjut, Hendro juga menjelaskan bahwa pemulihan ekosistem akibat karhutla memerlukan tiga mekanisme.

Pertama, pemulihan secara alami. Ini khususnya terjadi pada area savana atau padang rumput.

Kemudian, pemulihan kedua adalah rehabilitasi melalui penanaman pohon kembali, serta yang terakhir restorasi atau upaya mengembalikan unsur hayati. 

"Jadi yang alam ini untuk savana secara alami, nanti kita lihat alam bisa memulihkan diri sendiri. Mudah-mudahan sebulan dua bulan ini sudah bisa pulih untuk savana," katanya.

Baca juga: Dampak Kebakaran, Tingkat Okupansi Hotel di Bromo Menurun

Dalam segi anggaran, Hendro menyebutkan, upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo memerlukan biaya sekitar Rp 3,5 miliar dari total taksiran kerugian hingga Rp 5,4 miliar akibat peristiwa karhutla tersebut.

PNBP turun 40 persen

Kebakaran besar terjadi di kawasan Bromo pada Rabu (6/9/2023). Kebakaran dipicu suar atau flare yang dibawa pengunjung untuk kepentingan pengambilan gambar.

Kejadian itu menyebabkan kawasan Bromo terpaksa ditutup total akibat kebakaran hutan dan lahan sepanjang 6-18 September 2023.

Baca juga: Cerita Pelaku Wisata Bromo Pasca-tutup Total, Sepi Pengunjung hingga Minta Reschedule

Kebakaran ini menyebabkan lahan seluas 504 hektar mengalami kerusakan, mayoritas adalah kawasan savana.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (18/9/2023), Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya mengatakan, penutupan Gunung Bromo akibat kebakaran berdampak kepada penurunan pendapatan negara hingga 40 persen.

"Dari kejadian ini diperkirakan terjadi penurunan sekitar 30 hingga 40 persen dari sisi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) jika dibandingkan dengan PNBP di kawasan tersebut pada 2022," kata Nia.

Baca juga: Wisata Gunung Bromo Ditutup, Seruni Point Bisa Jadi Alternatif

Adapun PNBP kawasan Gunung Bromo pada 2022 yakni mencapai Rp 11,65 miliar. Sementara itu, persentase penurunan PNBP diperkirakan terjadi karena terhentinya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan tersebut.

  •  
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com