Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Maskapai Timbang Berat Badan Penumpang Sebelum Naik Pesawat

Kompas.com - 10/02/2024, 12:55 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Finnair mulai menimbang berat badan pelaku perjalanan sebelum naik pesawat, Senin (5/2/2024). Penumpang pun diminta secara sukarela naik ke timbangan yang ada di pintu keberangkatan.

Pada Kamis (8/2/2024), tercatat ada 800 sukarelawan yang mau ditimbang berat badannya di Bandara Helsinki.

Baca juga: Maskapai Ini Akan Timbang Berat Badan Penumpang Sebelum Naik Pesawat

"Kami telah mengkomunikasikan survei ini ke pelanggan Finnair lewat kanal-kanal media sosial dan aplikasi kami, dan beberapa sukarelawan pertama cukup aktif untuk turut serta bahkan sebelum alat-alatnya dipasang," tutur Senior Vice President Communications of Finnair, Päivyt Tallqvist, dikutip dari CNN, Sabtu (10/2/2024).  

Di sisi lain, ada pula pelaku perjalanan yang khawatir tindakan ini merupakan bentuk body shaming (komentar buruk soal penampilan seseorang). 

Ada pula pelaku perjalanan yang khawatir soal adanya penalti secara finansial berdasarkan berat badan.

Untuk diketahui, Finnair bukan maskapai penerbangan pertama yang menimbang berat badan penumpang. Sebelumnya sudah ada Air New Zealand dan Korean Air.

Lantas, mengapa maskapai penerbangan menimbang berat badan penumpang sebelum naik pesawat? Apakah pelaku perjalanan boleh menolak ditimbang berat badannya?

Baca juga:

Menimbang berat badan demi keselamatan

Ilustrasi bandara kelolaan PT Angkasa Pura I (AP I). Dok. AP I Ilustrasi bandara kelolaan PT Angkasa Pura I (AP I).

Pesawat memiliki bobot lepas landas maksimum yang tidak bisa dilampaui, dilansir dari The Points Guy.

Dalam merencanakan perjalanan, maskapai penerbangan harus mempertimbangkan sejumlah hal, salah satunya apa pun yang ada di pesawat yang akan berkontribusi terhadap bobot lepas landas.

Adapun dalam hal ini yang dimaksud adalah bahan bakar, perlengkapan, kargo, dan penumpang di dalam pesawat.

"Jika Anda tidak memiliki profil keseimbangan bobot yang tepat, (jika ada) embusan angin yang salah - boom, Anda akan menyeret ekornya," ucap profesor di Embry-Riddle Aeronautical University, Blaise Waguespack.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com