Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Tiket Pesawat Domestik Mahal Versi Pengamat, Ada Banyak Faktor

Kompas.com - 27/03/2024, 08:06 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Selain karena nilai tikar dolar yang semakin tinggi, alasan lain tiket pesawat mahal yaitu karena dampak perang antara Rusia dan Ukraina.

Pasalnya, kata Agus, bahan baku pembuatan onderdil pesawat berasal dari Rusia, sementara pabrik pembuatan onderdil pesawat berada di dunia barat, yakni di Eropa dan Amerika.

Akibat perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, negara barat memboikot Rusia. Begitu juga dengan Rusia yang memboikot dunia barat dengan tidak mengirimkan bahan baku ke Amerika dan Eropa.

Langkanya spare part pesawat membuat harganya semakin mahal. Hal ini kemudian menjadi efek domino terhadap harga tiket pesawat yang menjadi mahal.

"Itu (langkanya spare part pesawat) yang membuat persoalan tiket yang low cost di seluruh dunia sudah hampir tidak ada. Kecuali disubsidi oleh negara, jadi pasti mahal," katanya.

Maka dari itu, kata Agus, fenomena harga tiket pesawat saat ini tidak hanya terjadi di Indonesia, apalagi jelang Lebaran, tetapi ini juga terjadi di dunia.

Lebih lanjut disampaikan, mahalnya harga spare part pesawat kemudian berdampak terhadap pengadaan pesawat.

Di Indonesia, kata Agus, sekitar 70 persen pesawat yang beroperasi dikuasai oleh satu grup perusahaan. 

"Sisanya mencari pesawat sekarang susah, apalagi pesawat (jenis) airbus," jelas Agus.

Ia melanjukan, sulitnya mencari pesawat bagi Indonesia saat ini karena Indonesia sudah tidak dipercayai lagi oleh lessor atau pemilik pesawat.

"Alasannya, kalau terjadi apa-apa, sesuai dengan Undang- Undang Cipta Kerja, pesawat tidak bisa langsung diambil, tetapi harus lewat putusan pengadilan," katanya.

Selain itu, tambah Agus, saat ini banyak maskapai yang menunggak pada lessor, sedangkan jumlah lessor di dunia paling sedikit ada sekitar lima lessor

Hal ini membuat maskapai yang mau menyewa pesawat menjadi sulit, ditambah asuransi pesawat juga mahal.

Mengingat fenomena mahalnya harga tiket pesawat tidak hanya terjadi di Indonesia, Agus mengatakan tidak ada solusi bagi masyarakat yang terkendala mahalnya harga tiket pesawat.

Alternatifnya, masyarakat masih bisa menumpangi transportasi lain seperti kereta, bus, dan kapal laut dengan segala keterbatasan yang harus dihadapi.

"Pesawat itu mahal seperti dulu. Tapi repotnya mau naik kereta terbatas karena banjir, naik mobil juga banjir, naik kapal (waktunya) lama. Itu posisi yang harusnya dibereskan oleh pemerintah, tapi sepertinya pemerintah tidak mampu membereskan hal itu," katanya.

Disamping itu, Agus menuturkan bahwa Kemenhub harus melaksanakan penegakan hukum sesuai dengan peraturan keselamatan penerbangan yang diatur oleh Undang Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

Serta, penegakan peraturan sesuai International Civil Aviation Organoation (ICAO).

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com