Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Wisata Religi di Jakarta Barat, Ada Masjid Berusia 3 Abad

Kompas.com - 02/04/2024, 19:14 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

2. Masjid Jami An-Nawier

Masjid Jami An-Nawier termasuk masjid bersejarah di Pekojan yang dibangun sejak tahun 1760-an.

Lokasi persisnya ada di Jalan Pekojan Raya Nomor 71, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Menurut penjelasan pengurus Masjid Jami An-Nawier, Diki, salah satu icon masjid ini yaitu 33 pilar di dalam masjid. Maknanya sebagai pengingat bacaan tasbih, tahmid, dan takbir sebanyak 33.

"Icon masjid ini punya 33 pilar, yang menampakkan ini bangunan Eropa zaman dahulu," kata Diki di Masjid Jami An-Nawier, Sabtu (30/3/2024).

Keberadaan masjid ini di Pekojan menjadi salah satu bukti bahwa komunitas Arab merupakan komunitas terbesar di Batavia.

Selain mengadopsi unsur budaya Eropa, arsitektur masjid ini juga mendapat pengaruh dari gaya Timur Tengah, China, dan Jawa.

Baca juga: Spot Hidden Gem Jakarta Barat, Bisa Nongkrong Sambil Main Game Jadul

3. Masjid Langgar Tinggi

Masjid Langgar Tinggi di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Masjid Langgar Tinggi di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024).

Masjid Langgar Tinggi menjadi tempat ibadah sekaligus cagar budaya yang dibangun pada tahun 1829. Lokasinya di Jalan Pekoan Raya Nomor 43, , Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Pada dasarnya, langgar sama artinya dengan masjid, yang difungsikan sebagai tempat ibadah.

Langgar Tinggi dibangun oleh seorang Kapitan Arab pertama di Batavia benama Syekh Said bin Naum. Mayoritas langgar ini didatangi oleh orang-orang India yang berdagang.

Arsitektur bangunan Langgar Tinggi mengadopsi gaya Eropa, Moor, China, dan Jawa. Ini dapat dilihat dari bentuk jendela, serta mimbar yang ada di dalam langgar.

Baca juga: Masjid Langgar Tinggi, Saksi Perkembangan Kampung Arab di Pekojan Jakarta Barat

4. Masid Jami Angke 

Masjid Jami Angke di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Masjid Jami Angke di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024).

Masjid Jami Angke berdiri sejak tahun 1761, atau sekitar tiga abad yang lalu.

Menurut keterangan dari pengurus Masjid Jami Angke, Mohammad Abyan Abdillah, arsitektur masjid ini mengadopsi gaya Belanda, Bali, Jawa, Maroko, dan China.

"Bangunannya dibentuk seperti bangunan orang Belanda supaya tidak terdeteksi sebagai perlawanan kepada pemerintah Belanda pada saat itu," kata Abyan di Masid Jami Angke, Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024).

Ia melanjutkan, pada saat itu pemerintah Belanda hanya mengetahui bahwa masjid ini difungsikan sebagai tempat ibadah. 

Padahal, kenyataannya masjid ini dijadikan sebagai tempat merancang strategi peperangan melawan Belanda.

Tepat di depan Masjid Jami Angke, terdapat makam Pangeran Tubagus Angke atau dikenal sebagai Pangeran Jayakarta II.

Baca juga: Kisah Kelenteng Fat Cu Kung Jakarta Barat, Tempat Berdoa Kepada Dewa Rezeki

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com