JAKARTA, KOMPAS.com – Di sela-sela perkembangan dunia pariwisata yang terus mengalami peningkatan yang signifikan, pengembangan desinasi berbasis ekowisata justru banyak menemui hambatan dalam perjalanannya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu di Jakarta, Rabu (17/9/2014). “Dalam perjalanannya memang terasa agak lambat karena menemui beragam masalah yang kompleks,” ungkap Mari.
Masalah tersebut, di antaranya berkaitan dengan izin yang sulit hingga berbagai macam isu tanah dan peraturan daerah. “Walau bagaimanapun, tetap diupayakan agar ada peningkatan dalam pengembangannya. Kita akan terus dukung dan kontrol,” imbuhnya.
Sebagai contoh, Mari menyebutkan bahwa salah satu destinasi yang cocok dikembangkan sebagai destinasi berbasis ekowisata ialah Taman Nasional. “Kalau nanti ke depannya ada ide-ide dari pengelola untuk membuat tempat rekreasi yang berbasis ekowisata, tentu perlu kita indahkan. Saya rasa masih perlu koordinasi dari berbagai pihak,” katanya.
Pengembangan ekowisata bukan berhenti dari pengaruh besar pengelola, tapi juga masyarakat yang datang ke tempat wisata tersebut. “Saat ini tempat-tempat berbasis ekowisata masih tergolong cukup mahal, hanya kalangan eksklusif yang bisa menikmati. Padahal kita juga maunya bagaimana dalam pengembangannya, tempat-tempat ini tak hanya dapat dinikmati oleh masyarakat high-end tapi juga segala lapisan masyarakat,” ungkapnya.
Di akhir penjelasannya, Mari juga mengatakan bahwa dalam proses pengembangan ekowisata yang masih panjang, perlu juga solusi untuk pebisnis, pengelola dan juga masyarakatnya. “Sangat penting untuk memberikan penyadaran berupa edukasi,” kata Mari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.