JAKARTA, KOMPAS.com – Resepsi pernikahan Kahiyang-Bobby di Medan, Sumatera Utara akan diselenggarakan Minggu (26/11/2017). Nah, menurut pemilik Putri Catering Medan, Cut Mimi, merupakan vendor katering yang menyiapkan makanan untuk resepsi Kahiyang mengatakan akan menyediakan kopi mandailing.
Lantas seperti apa sejarah kopi mandailing yang akan disajikan saat resepsi Kahiyang-Bobby di Medan?
Kopi mandailing yang juga dikenal dengan kopi mandaheling adalah kopi jenis arabika yang ditanam di daerah Mandailing Natal, dekat perbatasan Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
(Baca juga : Benarkah Kopi Liong Bogor yang Melegenda Itu Tutup?)
Namun, kopi mandailing ini tidak hanya dihasilkan dari daerah yang ditempati etnis Mandailing. Tetapi, kopi tersebut berasal dari beberapa daerah di pedalaman Sumatera, seperti Mandailing, Tapanuli, dan Pakpak.
Uniknya, sebelum Indonesia merdeka, kopi mandailing sudah berhasil merebut hati orang Eropa.
Punya Cita Rasa yang Kuat
Begitu kuatnya branding kopi mandailing, Coffee Chief dari Anomali Coffee, Irfan Helmi, mengatakan banyak kopi dari daerah Sumatera yang ikut menamakan produk kopi menggunakan nama Mandailing.
(Baca juga : Wisata Toleransi di Lokasi Pesta Adat Kahiyang dan Bobby)
"Pada dasarnya kopi-kopi di Sumatera itu adalah semi wash atau dikenal dengan giling basah. Jadi kalau di luar negeri dikuliti, difermentasi, dikeringkan secara penuh, lalu dikupas. Kalau kopi mandailing dikuliti, difermentasi, dikeringkan tidak secara penuh, dikupas, dan dikeringkan lagi. Cuma beda sedikit proses saja, mengubah rasanya," ujar Irfan.
Alhasil karena proses tersebut, Irfan menyebutkan kopi Mandailing memiliki cita rasa dengan tingkat keasaman yang rendah dan kekentalan kopinya lebih tinggi.
Sementara itu, konsultan kopi dengan lisensi coffee tester berkelas dunia, Adi Taroepratjeka, menggambarkan cita rasa kopi mandailing dengan rasa spicy, agak earthy, dan body-nya cenderung tebal.
Kopi Mandailing sudah Mendunia
Dalam buku berjudul Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera yang ditulis Asnan, menyebutkan dalam catatan sejarah nama kopi mandailing muncul pada akhir abad ke-19. Salah satunya dalam sebuah laporan orang Jerman, nama kopi Mandailing disebut pada salah satu laporan sekitar tahun 1880.
Kopi mandailing masih terus terkenal, bahkan hingga diperdagangkan di luar negeri saat pusat perdagangan berada di Medan tepatnya di pantai timur Sumatera. Dari pedalaman di Sumatera, kopi itu dikirim lewat sungai hingga melalui pelabuhan di pantai timur Sumatera.
Kopi mandailing kini masih dikenal oleh peminum-peminum kopi di berbagai belahan dunia.
Menurut Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatera Utara (Sumut) Suyanto Husein, kopi arabika asal Sumut, punya merek dagang Kopi Mandailing di pasar internasional.
Kopi mandailing ini nampaknya sudah diminati gerai kopi internasional seperti halnya di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.