Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Rusak Terumbu Karang Saat di Desa Wisata Arborek Raja Ampat

Kompas.com - 09/11/2021, 12:12 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.comDesa Wisata Arborek di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, kerap dikunjungi wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) sebelum pandemi Covid-19.

Ketua Pokdarwis Desa Wisata Arborek bernama Ronald Mambrasar mengatakan, hal ini sempat membuat beberapa terumbu karang di perairan sekitar desa menjadi rusak.

Baca juga: Arborek, Desa Wisata di Raja Ampat yang Punya Ikon Tersendiri

“Justru mereka yang bikin banyak terumbu karang rusak karena saat menyelam, banyak yang belum bisa kontrol keseimbangan,” kata dia kepada Kompas.com di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Rabu (27/10/2021).

Ronald melanjutkan, wisatawan yang snorkeling tetapi tidak bisa menjaga keseimbangan kerap menggunakan terumbu karang sebagai tumpuan kaki.

Baca juga: Menengok Keindahan Piaynemo Raja Ampat yang Kini Sepi Turis

Hal ini membuat terumbu karang di Desa Arborek menjadi rusak setelah sebelumnya dalam keadaan sehat.

Jernihnya air laut di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Selasa (26/10/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Jernihnya air laut di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Selasa (26/10/2021).

“Saat Covid, banyak terumbu karang yang tumbuh lagi. Adanya pandemi ini, plusnya ada di sisi alam. Tapi minusnya di sisi ekonomi yang menjadi minus. Tujuan kita selama Covid ini, karena tidak ada tamu, kita tanam kembali terumbu karang,” jelasnya.

Selama pandemi hingga saat ini, ujar Ronald, pihaknya tengah berfokus dalam menanam terumbu karang sembari menunggu kunjungan wisman dan wisnus ke Pulau Arborek.

Baca juga: 6 Kegiatan Wisata di Piaynemo, Puas Lihat Gugusan Pulau khas Raja Ampat

Berdasarkan pantauannya pada saat itu, Ronald mengungkapkan bahwa sudah ada beberapa terumbu karang yang berhasil tumbuh dengan sehat.

Ke depannya, dia mengatakan, pihaknya akan menaruh orang di sekitar dermaga untuk mengontrol wisatawan yang snorkeling agar tertib dan mematuhi aturan. Hal ini supaya terumbu karang tetap terjaga.

Baca juga: Telaga Bintang Raja Ampat, Laguna Unik yang Dilihat dari Bukit Karang

“Sebelum pandemi, sehari di Arborek ada kapal sekitar 50 di dermaga. Jumlah ini bukan dalam sekali masuk, tapi tapi keluar dan masuk. Pokoknya per hari paling sedikit 50 kapal, dengan jumlah orang di atas kapal paling sedikit 10 orang,” tutup Ronald.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com