CUNTEL. Nama ini dalam bahasa Jawa berarti ujung, akhir, atau penghabisan. Di lereng utara Gunung Merbabu, Cuntel adalah nama sebuah kampung atau dusun. Lokasi tepatnya ada di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Sesuai arti nama Cuntel, tak ada lagi jalan setelah kampung ini. Sesudah Cuntel hanya ada jalan setapak menuju puncak Damalung, nama kuno Gunung Merbabu. Betul, Cuntel adalah salah satu jalur dan pos pendakian Gunung Merbabu.
Lihat postingan ini di Instagram
Namun, Cuntel pada hari ini tidak hanya jalur perlintasan para pendaki. Cuntel pada hari ini adalah destinasi dengan aneka wahana wisata. Dari spot untuk cuci mata, agrowisata, sampai glamping tersedia.
Baca juga: Apa Beda Glamping dan Camping? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Foto ciamik berlatar puncak-puncak gunung di Jawa Tengah buat diunggah di dunia maya tentu bisa juga diambil di sini.
Bila datang di waktu yang tepat dan beruntung dengan cuaca, wisatawan setidaknya bisa sekaligus melihat puncak Gunung Slamet, Sumbing, Sindoro, Telamaya, dan Andong, selain puncak Gunung Merbabu itu sendiri.
Lihat postingan ini di Instagram
"Dulu, Kopeng hanya ampiran—tempat singgah di tengah perjalanan—, sekarang tujuan wisata. Cuntel merupakan primadona dan masa depan wisata Kopeng," kata Kepala Dusun Cuntel, Joko Susilo, saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (18/5/2022).
Tak hanya menyediakan banyak pilihan aktivitas wisata, Cuntel juga diingini memiliki konsep pengembangan yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat sekaligus berkelanjutan.
Segelondong visi dan rencana pun masih ingin diwujudkan Panjul—panggilan Joko Susilo—untuk pengembangan wisata Cuntel.
"Satu hal, saya tidak ingin pariwisata menjauhkan kami dari pertanian, apalagi menyingkirkan pertanian sebagai sumber utama penghidupan kami. Pertanian harus tetap menjadi diri kami, (sementara) pariwisata memberi nilai tambah," tutur Joko yang sebelum menjadi kepala dusun pada 2020 sudah lebih dulu malang melintang di dunia pendakian Gunung Merbabu.
Dari sekian hal yang sudah dilakukan dan berjalan di Cuntel, ada konsep pengembangan bisnis wisata berbasis bagi hasil dan pemberdayaan.
Konsep bagi hasil menempatkan dana investor untuk membangun lokasi, sementara tanah tetap milik warga setempat. Pendapatan usaha dibagi di antara mereka berdasarkan kesepakatan bersama.
Lalu, sudah dimulai juga tempat usaha di Cuntel yang sepenuhnya menggunakan sebanyak-banyaknya sumberdaya setempat, mulai dari tenaga kerja sampai pasokan kebutuhan dapur termasuk susu dan sayuran untuk sajian tamu.
"Kalaupun harus beli produk yang bukan produk lokal, kami beli dari warung di sini, sekalipun sebenarnya barang itu bisa didapat bahkan langsung dari distributor dengan harga lebih murah. Silakan pasok barang ke warung di sini, kami beli dari warung itu," tutur Nugroho, kru di Merbabu View & Cafe, salah satu usaha yang memelopori dan menerapkan konsep pemberdayaan di Cuntel, Rabu (18/5/2022).
Di luar itu, tarif masuk ke Cuntel hanya untuk parkir. Satu kali bayar untuk semua lokasi yang dituju di Cuntel. Pengelolanya, Karang Taruna. Uangnya terutama dipakai untuk penataan kampung. Dengan pembagian tugas ini, perangkat kampung tinggal mengupayakan pembenahan infrastruktur.
"Dengan begini, ketika tamu memuncak di akhir pekan atau liburan, semua warga saling bantu untuk mengatur parkir di seluruh area kampung, tak hanya di lokasi tujuan tamu," ujar Joko.