Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pameran Baru di Bandung, Angkat Isu Kesehatan Mental Anak Muda

Kompas.com - 15/07/2023, 13:42 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pameran Redmiller Experience: Behind Those Eyes menjadi pameran solo dari seniman internasional asal Bandung, Peter Rhian, di Grey Art Gallery, Kota Bandung, Jawa Barat.

Digelar hingga pertengahan Agustus, tepatnya Minggu (20/8/2023), pameran experience ini memadukan unsur seni dan cahaya neon warna-warni yang memanjakan mata.

Baca juga:

"Ini merupakan perhelatan experience pertama Peter Rhian Gunawan sebagai seniman internasional di kota kelahirannya sendiri, Bandung," kata Manajer Operasional Grey Art Gallery Ari Nugraha, kepada Kompas.com, Kamis (13/7/2023). 

Dalam Behind Those Eyes, Peter berkolaborasi dengan Sundea Salamatahari sebagai penulis, sekaligus memperkenalkan seniman muda Audreysha Zalfa.

Makna di balik karakter Redmiller

Wahana Redmiller Experience: Behind Those Eyes yang digelar 2 Juni-20 Agustus 2023 di Grey Art Gallery, Braga, Bandung.Dok. Grey Art Gallery Wahana Redmiller Experience: Behind Those Eyes yang digelar 2 Juni-20 Agustus 2023 di Grey Art Gallery, Braga, Bandung.

Peter telah banyak menggelar pameran di tingkat nasional dan internasional, antara lain di Shanghai, Hong Kong, New York, Australia, dan Gangnam.

Tema Behind Those Eyes merupakan konsep yang digagas oleh Peter, sebagai pencipta karakter Redmiler Blood.

Ari mengatakan, semua karya seni dan art toys-nya berpusat ke karakter Redmiller Blood, makhluk berambut merah yang selalu terlihat sedih dan meneteskan air mata berwarna pelangi.

Baca juga:

"Untuk menemukan Redmiller ini, Peter membutuhkan waktu kurang lebih lima tahun, riset ketertarikannya dengan isu-isu sosial yang berhubungan sama manusia," tuturnya.

Behind Those Eyes, ia menjelaskan, merupakan perjalanan yang mengangkat tema tentang bagaimana seseorang dapat menggunakan topeng yang berbeda-beda di lingkungan yang ditempatinya, dengan maksud agar diterima oleh lingkungan tersebut.

"Makanya dikatakan manusia pakai topeng tadi, digambarkan dengan bunga-bunga yang menggemaskan," imbuh Ari. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com