Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Lokananta, Studio Musik Pertama di Indonesia yang Kini Punya Wajah Baru

Kompas.com - 29/07/2023, 23:28 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Kota Surakarta atau Solo kini memiliki ikon wisata baru, yakni Lokananta Bloc. Sebagian wisatawan, tentunya tidak asing dengan nama Lokananta yang merupakan studio rekaman musik legendaris di Kota Solo.

Setelah tutup sementara untuk revitalisasi sejak November 2022, Lokananta kini hadir kembali dengan wajah baru yang lebih menarik. Pada 3 Juni 2023 lalu, Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan pembukaan Lokananta usai renovasi, seperti dikutip dari Tribun News.

Baca juga:

Kini, Lokananta memiliki wajah baru. Dari studio rekaman tua menjadi destinasi wisata berbasis musik yang dilengkapi dengan area kreatif dan niaga bagi musisi, seniman, dan UMKM.

Jika ingin berkunjung lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani Nomor 379 A, Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Fakta Lokananta 

Sebelum berkunjung, simak lebih dulu fakta mengenai Lokananta yang menarik untuk diketahui.

Pengunjung mengabadikan foto di Galeri Lokananta, Solo, Jawa Tengah, Kamis (15/6/2023). Pasca-revitalisasi, Galeri Lokananta dibuka untuk umum pada Rabu-Senin, pukul 10.00-17.00 WIB.Kompas.com/Reza Kurnia Darmawan Pengunjung mengabadikan foto di Galeri Lokananta, Solo, Jawa Tengah, Kamis (15/6/2023). Pasca-revitalisasi, Galeri Lokananta dibuka untuk umum pada Rabu-Senin, pukul 10.00-17.00 WIB.

1. Studio rekaman tertua di Indonesia 

Lokananta adalah perusahaan rekaman pertama dan terbesar di Indonesia yang didirikan pada 1956, berdasarkan informasi dari website Indonesia.go id. Usia bangunan cagar budaya ini telah mencapai 67 tahun.

Lokananta dibangun atas usul Kepala Jawatan Radio Republik Indonesia (RRI) R Maladi bersama dengan Oetojo Soemowidjojo dan Raden Ngabehi Soegoto Soerjodipoero. Tujuannya untuk merekam materi siaran yang akan disiarkan RRI dalam bentuk piringan hitam.

Sebagai titik nol musik Indonesia, Lokananta sempat mengalami kejayaan di era 1970-an hingga 1980-an, dengan mengorbitkan sejumlah legenda musik Indonesia, seperti Gesang, Waldjinah, Bing Slamet, Titiek Puspa, dan Sam Saimun.

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, Lokananta sempat tertinggal sampai vakum dan terbengkalai pada era 1990-an. Namun, kini studio rekaman legendaris ini kembali ramai dikunjungi wisatawan.

2. Arti nama Lokananta 

Tak hanya indah, nama Lokananta memiliki makna yang bagus. Nama Lokananta diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti gamelan dari khayangan yang bersuara merdu, seperti dikutip dari website Indonesia.go id. 

Baca juga:

3. Menjadi label rekaman

Pada 1961, studio Lokananta diubah statusnya menjadi perusahaan negara dengan nama baru, yakni PN Lokananta. Sejalan dengan itu, bidang usahanya pun diperluas menjadi label rekaman, yang berfokus pada karya lagu daerah dan pertunjukan seni serta penerbitan buku dan majalah.

Rekaman untuk para musisi Tanah Air mulai dilakukan ketika Indonesia menjadi penyelenggara Asian Games ke-IV, pada 15 Agustus 1962, seperti dikutip dari website Indonesia.go.id. Kala itu, musisi lokal menyanyikan sejumlah lagu daerah dan direkam dalam piringan hitam, lalu dibagikan sebagai cindera mata Asian Games 1962.

Selepas itu, Lokananta mulai memberanikan diri memproduksi piringan hitam dari musisi terkenal, seperti Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun, dan maestro jazz Buby Chen. Waldjinah tercatat sebagai musisi pertama yang merekam suaranya di Lokananta, pada 1959.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com