Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei IATA: Pelancong Kini Lebih Suka Segala Sesuatu yang Praktis

Kompas.com - 01/11/2023, 10:43 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber IATA

KOMPAS.com - Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengumumkan hasil Survei Penumpang Global 2023.

Dalam survei yang melibatkan 8.000 responden dari 200 negara tersebut, ditemukan bahwa aspek kecepatan dan kenyamanan, serta kemudahan proses termasuk penggunaan teknologi biometrik menjadi prioritas.

"Mereka ingin menghabiskan lebih sedikit waktu untuk memesan tiket dan segera ke bandara. Mereka juga lebih bersedia menggunakan teknologi biometrik sehingga lebih banyak kebutuhan pra-keberangkatan di luar urusan bandara dapat terselesaikan," ujar Wakil Presiden Senior IATA untuk Operasi, Keselamatan dan Keamanan, Nick Careen, seperti dikutip dari situs IATA.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Liburan ke Swiss?

Pemesanan lebih cepat

Kepraktisan menjasi alasan utama para penumpang pesawat memilih kanal pembayaran tertentu, atau sejumlah 62 persen.

Di antara tujuh jenis pembayaran, paling populer adalah kartu debit atau kredit dengan 73 persen, disusul dengan dompet digital dengan 18 persen, dan transfer bank 18 persen.

Baca juga: Liburan ala Backpacker ke Dubai, Apakah Bisa?

Selain itu, jarak menuju bandara juga menjadi pertimbangan utama lainnya, dengan 71 persen responsen memilih bandara yang dekat dengan rumah sehingga waktu mereka lebih efisien.

Ini bahkan lebih diprioritaskan daripada harga tiket yang lebih murah.

Tingkat kepraktisan yang menjadi prioritas juga terlihat dari survei terkait fasilitas bandara.

Banyak penumpanh kini ingin mengurangi waktu tunggu di beberapa titik.

Misalnya, lebih memilih menggunakan teknologi biometrik dan menyukai proses di luar bandara sehingga mereka tinggal datang untuk siap terbang.

Baca juga: Cara Gunakan Autogate dengan Face Recognition di Bandara Soekarno-Hatta

Banyak 74 peesennya juga memilih hanya membawa tas tangan, sehingga tidak perlu mwnunggu barang bawaan di bagasi yang seringkali memiliki antrean panjang.

Proses visa

Proses visa yang panjang juga lebih dihindari. Kebanyakan dari penumpang lebih suka visa yang praktis dan prosesnya bisa diajukan secara online.

Mereka juga semakin gemar berbagi informasi tentang tips prosedur di imigrasi agar prosesnya lebih cepat.

Di sisi lain, tempat-tempat yang memiliki prosedur visa ribet juga banyak dihindari.

Baca juga: Cara Mengajukan Bebas Visa Jepang 2023, Online dan Offline

Sebanyak 36 persen pelaku perjalanan enggan pergi ke destinasi tertentu karena syarat keimigrasiannya agak sulit.

Proses visa yang kompleks menjadi salah satu alasan utama bagi 49 responden. Semenentara 19 persennya menyebutkan alasannya adalah keuangan dan 8 persennya alasan privasi.

"Semuanya tentang waktu, kami melihat ketika suatu negara menghapus syarat visa, perekonomiannya membaik karena angka wisatawan ikut naik," ujar Careen.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com