Transportasi menuju Pulau Sumbawa bisa lewat darat (laut) dan udara. Jika lewat darat, dari Mataram, ibu kota Provinsi NTB, Anda menuju timur, tepatnya menuju Pelabuhan Kayangan (Lombok) menyeberang menggunakan feri ke Poto Tano (Sumbawa Barat), lantas melanjutkan perjalanan lewat darat menuju Kota Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa.
Jika menggunakan transportasi udara, dari Bandara Internasional Lombok (BIL), Praya (Lombok Tengah), Anda terbang menuju Bandara Sultan Kaharuddin (Sumbawa).
Kabupaten Sumbawa memiliki beragam daya tarik wisata, apakah itu wisata alam atau wisata bahari. Adat istiadat dan bangunan bersejarah di Sumbawa Besar juga tak kalah menarik untuk didatangi.
Merpati melayani penerbangan Lombok-Sumbawa 3 kali seminggu, yakni Selasa, Jumat, dan Minggu. Sementara Trans Nusa terbang setiap hari satu kali. Namun, di balik itu semua, wisatawan akan benar-benar mengetahui betapa kaya dan menariknya obyek wisata yang bergelar "Tana Intan Bulaeng" ini.
Hari Pertama
Setelah 30 menit terbang dari Bandara Internasional Lombok, pesawat mendarat di Bandara Sultan Kaharuddin pada sore hari. Langsung saja mencari tempat penginapan di Kota Sumbawa Besar. Ada banyak pilihan hotel di Kota Sumbawa Besar. Salah satunya Hotel Tambora, yang paling dekat dengan bandara. Malam hari, isilah waktu dengan beristirahat karena besok hari Anda akan menyeberang ke Pulau Moyo.
Hari Kedua
Pukul 07.30 setelah sarapan di hotel, bersiap-siaplah untuk menyeberang ke Pulau Moyo. Jika Anda menginap di Kencana Beach Cottages, sebuah kapal sudah tersedia di tepi pantai. Perjalanan menuju Pulau Moyo ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam. Disarankan berangkat pagi hari karena cuaca pasti cerah dan ombak sangat tenang. Matahari pagi bersinar lembut mengiringi kapal perlahan-lahan meninggalkan Sumbawa.
Selama perjalanan menuju Moyo, siapkan kamera Anda untuk mengabadikan keindahan Pulau Sumbawa dari laut. Apalagi mendekati Amanwana Resort, pantai-pantai di Pulau Moyo sungguh memikat, berpasir putih, dan bebas polusi.
Tiba di Labuhan Aji, Anda akan diajak menuju penginapan sederhana milik Pak Syukur yang menghadap pantai. Tarif per malam Rp 150.000 sudah termasuk makan 3 kali sehari. Seusai beristirahat sejenak, mulailah perjalanan menuju air terjun Diwu Mbai dan Mata Jitu. Untuk menuju Diwu Mbai di Brang Rea, satu-satunya alat transportasi hanya sepeda motor alias ojek. Di Pulau Moyo tak ada mobil apalagi jalan raya. Yang ada sepeda motor, jalan seadanya, berbatu, dan (siap-siap) kering saat musim kemarau.
Selama menuju Diwu Mbai, tak selamanya Anda duduk di motor. Ada kalanya Anda harus turun (demi keamanan) karena motor menyeberangi kali. Perjalanan dari Labuhan Aji menuju air terjun Diwu Mbai sekitar 10 menit. Tiba di Diwu Mbai, Anda akan disambut kegembiraan anak-anak kampung bermain tali, berayun-ayun dan akhirnya menceburkan diri di kali. Seru! Anda berminat, silakan mencoba...