Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gelar Pawai Paskah di Kota Kupang, Belasan Etnis Kenakan Pakaian Adat

Pawai Paskah dari berbagai etnis itu dilepas oleh Wali Kota Kupang Jefirtson Riwu Kore, Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pendeta Mery Kolimon, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, Kapolresta Kota Kupang AKBP Anthon Christian Nugroho dan sejumlah pejabat lainnya di halaman depan Gereja Benyamin Oebufu, Kota Kupang.

Hadir dalam pelepasan peserta pawai tersebut, Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang Friedrik L Benu, Anggota DPRD NTT Winston Rondo, perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Kupang, Gereja Katolik Kota Kupang, perwakilan umat Hindu, tokoh masyarakat, pemuda dan LSM.

Kegiatan pawai ini, dikuti sekitar 2.000 lebih peserta, yang berasal dari Jemaat Gereja Benyamin, tamu dan undangan lainnya. "Jemaat Benyamin Oebufu, sudah enam tahun berturut-turut merayakan Paskah dengan pakaian adat dari masing-masing etnis," ucap Yorim.

Pawai ini, menurut Yorim, sebagai upaya dialog Injil, budaya, serta membangkitkan komitmen bersama terhadap berbagai fakta kebangsaan.

"Hari ini yang ikut pawai dengan menggunakan pakaian daerah, bukan hanya suku yang ada di NTT saja, tapi dari Jawa dan Toraja serta Minahasa juga ikut meramaikannya," kata Yorim.

Dia menjelaskan, melalui kegiatan ini mampu mendorong kepekaan dan merupakan aksi nyata tentang keberagaman bangsa, untuk menyadari akan menjamurnya isu hoaks dan human trafficking yang perlu diperjuangkan secara bersama.

"Untuk wisata rohani, kita sudah punya Semana Santa di Pulau Flores dan satu lagi kita harapkan Pawai Paskah ini akan menjadi lebih besar, sehingga pulau besar di NTT seperti Flores, Timor dan Sumba, bisa disatukan melalui kegiatan wisata rohani ini," ucapnya.

Menurut Marius, wisatawan internasional tertarik berkunjung ke Indonesia karena keindahan manusia, keberagaman, pluralitas, sangat aman, damai dan nyaman.

"Kami dari Dinas Pariwisata Provinsi NTT tentu sangat mendukung setiap kegiatan yang terkait dengan dunia pariwisata. Kita mengatur keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani. Tentunya kita akan diskusikan lagi, sehingga ke depannya kita kemas Pawai Paskah ini semenarik mungkin sehingga menjadi daya tarik wisata," tuturnya.

Marius memaparkan, pihaknya juga sudah mempromosikan dan memasarkan kegiatan wisata religi Pawai Paskah ini ke sejumlah pihak melalui media massa.

Pantauan Kompas.com, para peserta pawai berjalan kaki beriringan dengan kendaraan roda empat yang didandani dengan motif etnis masing masing.

Berjalan di tempat paling depan, etnis Toraja, disusul etnis Sumba, Amfoang, Rote, Malaka, Bajawa, Minahasa, Amanatun, Sikka, Amanuban, Jawa, Amarasi, Alor dan Sabu.

https://travel.kompas.com/read/2018/04/02/082800527/gelar-pawai-paskah-di-kota-kupang-belasan-etnis-kenakan-pakaian-adat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke